SUDUT CERITA

Kisah Ririn, Antara Covid, Diabetes, dan Kanker Payudara

CNN Indonesia
Minggu, 17 Okt 2021 17:30 WIB
Saat pandemi Covid-19 terjadi, Ririn divonis menderita kanker payudara, dan kini dia juga menderita diabetes melitus. Namun keluarga terus menyemangatinya.
Saat pandemi Covid-19 terjadi, Ririn divonis menderita kanker payudara, dan kini dia juga menderita diabetes melitus. Namun keluarga terus menyemangatinya.(iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak ada kata menyerah dan kalah dalam kamus, Th. A. Laksitarini alias Ririn ketika divonis menderita kanker payudara. Dia memilih untuk terus maju, menjalani serangkaian terapi demi menakhlukkan kanker payudara.

Masih terngiang omelan seorang dokter onkologi yang menangani penyakitnya.

"Kenapa kok baru diperiksakan sekarang?" katanya menirukan sang dokter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yah saya manut (ikut) sama dokternya [mau bagaimana selanjutnya]."

Sebenarnya ia mulai curiga dengan benjolan kecil di payudara sebelah kanan. Begitu pandemi melanda di Maret 2020, masalah benjolan ini pun terlupakan dengan hiruk-pikuk Covid-19. Ada rasa cemas jika harus berkunjung ke rumah sakit untuk periksa.

Ditambah, saat itu Ririn dan sang anak sempat terpapar Covid-19 sehingga harus isolasi mandiri (isoman). Tidak ada gejala serius saat itu, tetapi ia merasa benjolan di payudaranya makin berkembang dan mengeras.

"Mulai terasa nyut-nyutan. Ketahuan sama suami, Mayang [anak saya], lalu langsung diantar ke dokter awal September 2021," katanya.

Ia merasa cemas akan apa yang akan dihadapinya. Dalam perjalanannya, ia sampai menemui tiga dokter onkologi untuk menemukan solusi terbaik.

Dokter pertama langsung menjadwalkan pengangkatan karena benjolan mengarah ke keganasan. Merasa tidak puas, ia mencari second opinion ke dokter lain dari rumah sakit yang sama. Pemeriksaan memang lebih teliti dengan kesimpulan serupa. Hanya saja sang dokter tidak berani menangani karena sudah ada dokter pertama yang ambil bagian.

Baru dokter ketiga yang dirasa Ririn lebih cocok. Ririn berkata sang dokter sedikit marah karena dirinya tidak langsung cek saat menemukan benjolan tahun lalu. Meski demikian, dokter satu ini memberikan penjelasan lebih halus dan membuatnya lebih nyaman dibanding dokter-dokter sebelumnya.

Perjuangan Ririn masih berlanjut di halaman selanjutnya...

Kemoterapi pertama

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER