Lazaretto berisi kamar dengan jendela berjeruji. Saat ini bangunan tersebut menjadi "museum karantina" yang dikepalai oleh Marinavić.
Ada pajangan alat-alat tua yang digunakan penjaga untuk memastikan jarak sosial - tongkat dengan paku di ujungnya - dan Marinavić memamerkan salah satu bentuk pembayaran nirsentuh paling awal, meja kasir dengan lubang yang diukir di dalamnya.
"Uang itu akan jatuh ke dalam laci melalui lubang ini," dia menunjukkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka wajib menghindari menyentuh uang itu."
Uang memang menjadi alasan Dubrovnik menciptakan proses karantina, hingga saat ini di masa pandemi virus Corona yang menampar sektor pariwisata kota pesisir itu.
"Saya pikir pemerintah kami mencoba melakukan hal yang sama dengan zaman dahulu kala, karena kami adalah negara yang sangat bergantung pada pariwisata," katanya.
"Itulah mengapa kami tidak pernah memiliki tindakan yang sangat ketat di Kroasia atau di Dubrovnik."
Dan itulah alasan Kroasia adalah salah satu negara Eropa pertama yang terbuka untuk turis yang telah divaksinasi penuh.
Itu juga mengapa Dubrovnik, yang dipenuhi dengan gereja abad pertengahan, ruang konser, dan situs karantina tertua di dunia, telah bekerja keras melobi maskapai penerbangan Amerika Serikat seperti Delta dan United untuk membuka kembali penerbangan langsung antara AS dan bandara Dubrovnik.
Dan ketika lebih banyak turis mulai tiba di kota bertembok kuno ini, mereka dapat berkunjung ke Lazaretto, berpura-pura sedang dikarantina - dan kemudian berjalan keluar pintu untuk beberapa tamasya tanpa khawatir kehilangan hidung mereka dalam prosesnya.