Ia lalu menyebarkan ajaran Buddha yang dianggapnya lebih dinamis, sehingga umatnya bisa tergugah untuk mempertanyakan hal-hal selain di kitab, seperti soal kemapanan hingga seks.
Ajaran Drukpa Kunley yang dianggap menabrak batas membuatnya mendapat sebutan sebagai The Divine Madman (Orang Suci yang Gila).
Sementara Drukpa Kunley tidak begitu diterima secara luas pada masanya, hari ini ia dipuja karena caranya yang berani dan karena esensi ajarannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penduduk setempat tak segan melukis atau memajang pahatan penis di luar rumah mereka untuk mengusir roh jahat dan memanggil dewa kesuburan.
Legenda mengenai penis sebenarnya membuat Bhutan ramai didatangi oleh pasangan yang baru menikah dan memimpikan segera memiliki momongan.
Mengutip Culture Trip, beberapa pengelola kuil bahkan ada yang menerima foto bayi dari pengunjung yang telah datang beberapa bulan sebelumnya.
Saat datang ke Bhutan bersama pemandu wisata, sudah pasti ia akan mengungkapkan lebih banyak kisah mengenai sejarah penis di negaranya.
Dan sebagai turis, hendaknya kita menghargai tradisi budaya tersebut, dengan cara yang sopan dan santun, salah satunya dengan tidak mengejek penjelasannya atau berfoto dengan pose konyol di mural atau pahatan penis yang ada.