100 TAHUN PENDAKIAN EVEREST

Sejarah Pendakian Everest, Ego Besar Manusia di Balik Jaket Tipis

CNN Indonesia
Selasa, 02 Nov 2021 12:07 WIB
Pendaki di Puncak Everest. (Tashi Tsering/Xinhua via AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Gunung itu benar adanya, dan ada di sana."

Begitulah perkataan George Mallory, pendaki pertama yang sampai ke puncak gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.

Setelah dimulai dengan pendakian konvensional hingga pendakian ilmiah, saat ini Gunung Everest masih memegang rekor sebagai gunung tertinggi di dunia.

Berdiri menjulang 8.848 meter, Gunung Everest merupakan bagian dari Pegunungan Himalaya, yang bisa didaki dari gerbang Nepal atau Tibet.

Gunung Everest awalnya disebut masyarakat sekitar dengan bahasa Tibet Qomolangma (Bunda Suci).

Pengamatan Gunung Everest telah dimulai sejak 25 Oktober 1921, yang tahun ini tepat 100 tahun yang lalu.

Berikut delapan fakta menarik sejarah Gunung Everest:

1. Awalnya bukan yang tertinggi

Pada abad ke-19, Kerajaan Inggris adalah negara adidaya industri global, yang fokus pada eksplorasi dan penguasaan wilayah.

Di masa itu, Inggris memulai standar pengukuran, mulai dari untuk jumlah populasi, luas wilayah, jarak, sampai waktu. Proyek ini dimulai dalam rangka pembangunan jalur kereta api Inggris pada tahun 1847

The Great Trigonometrical Survey, proyek 70 tahun oleh East India Company - yang dipimpin oleh Sir George Everest, juga melakukan pengukuran luas wilayah Inggris di India, hingga akhirnya ke ketinggian Pegunungan Himalaya.

Tiga gunung yang sempat mendapat predikat gunung tertinggi di dunia ialah Gunung Chimborazo di Andes serta Gunung Nanda Devi dan Kanchenjunga di Himalaya.

Pada tahun 1856, Gunung Everest yang hanya disebut 'Peak XV (Puncak XV)' akhirnya secara resmi dinyatakan sebagai gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.839,8 di atas permukaan laut (mdpl).

Ketinggian resminya hari ini sedikit lebih tinggi, yakni 8.849 mdpl.

2. Penolakan Sir George Everest

"Orang-orang telah menunggu bertahun-tahun untuk mengukur ketinggian gunung, karena tampaknya tidak ada seorang pun yang memiliki cara untuk mendakinya," jelas Craig Storti, penulis buku 'The Hunt for Gunung Everest', seperti yang dikutip dari CNN Travel.

Puncak XV berdiri di perbatasan Nepal dan Tibet (sekarang menjadi daerah otonomi China), dan saat itu keduanya masih tertutup bagi orang asing.

Ketinggian gunung dihitung melalui serangkaian pengukuran triangulasi yang dilakukan sekitar 170 kilometer jauhnya di Darjeeling, India.

Andrew Waugh, Surveyor Jenderal Inggris di India, berhasil berargumen bahwa karena kedua negara tidak dapat diakses, maka nama lokal tidak dapat ditemukan dan Puncak XV harus dinamai menurut pendaki pertamanya, George Everest.

Sir George Everest, yang awalnya keberatan dengan kehormatan yang dianugerahkan kepadanya, sebenarnya tidak terlibat langsung dalam penemuan gunung itu, juga tidak pernah mendapat kesempatan untuk melihatnya.

Salah satu keberatannya juga ialah, ia mengatakan kalau nama keluarganya bukan dibaca "everest" melainkan "iv-rest".

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Sejarah Pendakian Everest, Ego Besar Manusia di Balik Jaket Tipis


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :