Jakarta, CNN Indonesia --
Kemampuan membaca, menulis, dan menghitung atau calistung pada anak jadi perdebatan beberapa waktu terakhir. Sejumlah pertanyaan muncul, termasuk kapan anak siap calistung?
Psikolog klinis Personal Growth, Maria Gita Belinda menjelaskan calistung merupakan kemampuan penting yang dibutuhkan anak. Kemampuan dasar ini berguna dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
"Calistung penting karena anak akan dihadapkan pada situasi sehari-hari yang menuntut mereka untukbisa calistung. Misalnya, kalau anak mau jajan. Dia perlu bisa berhitung agar bisa membayar dengan benar, tidak dibohongi penjual," kata Gita kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu kapan sebaiknya anak belajar calistung?
 Kapan anak siap belajar calistung? Anak bisa distimulai calistung sejak dini dengan cara yang menyenangkan. (Foto: iStockphoto/cheangchai4575) |
Menurut Gita, perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ada yang bisa calistung lebih awal, ada pula yang terlembat.
"Tidak ada usia ideal kapan anak harus bisa calistung. Di awal pendidikan formal (SD) masih wajar apabila anak belum lancar calistung. Hal yang perlu diwaspadai adalah apabila kesulitan calistung masih berlanjut," kata Gita.
Meski tak ada waktu ideal, orang tua disarankan untuk tetap menstimulasi anak belajar calistung dengan cara yang menyenangkan. Kemampuan ini bisa distimulasi bersamaan. Anak bisa diajarkan dengan bernyanyi, melompat, dan membaca buku bergambar.
Belajar membaca
Untuk bisa belajar membaca anak harus mengenali huruf terlebih dahulu. Pada usia 2-4 tahun anak bisa dikenalkan dengan huruf-huruf yang membentuk namanya.
Perlahan anak bisa dikenalkan dengan huruf-huruf lainnya. Pada usia 5 tahun anak bisa diajarkan untuk menyebutkan huruf dan mengidentifikasi huruf besar dan kecil.
"Saat sudah mengenali huruf-huruf, anak bisa distimulasi belajar membaca," ucap Gita.
Simak belajar menulis, belajar menghitung, dan tips untuk orang tua di halaman berikut.
Belajar menulis
Anak sudah bisa distimulasi belajar menulis secara bertahap sejak usia 1-2 tahun.
Misalnya, anak usia 1-2 tahun dapat diajari membuat coretan. Usia 2-3 tahun dapat diajari meniru garis vertikal, horizontal, dan lingkaran.
Usia 3-4 tahun anak bisa belajar membuat garis miring, tanda tambah, dan bentuk persegi. Usia 4-5 tahun anak bisa membuat bentuk yang lebih kompleks. Usia 5-6 tahun anak bisa menggabungkan bentuk-bentuk tersebut menjadi huruf.
"Hurud terdiri dari serangkaian bentuk sederhana misalnya huruf A, terdiri dari garis horizontal dan garis miring. Untuk itu, sebelum bisa menulis anak harus bisa menggambar sederhana dulu," tutur Gita.
Belajar menghitung
Seraya belajar huruf, anak juga bisa dikenalkan angka. Mulai belajar menghitung secara bertahap. Pada usia 3 tahun anak bisa diajarkan angka 1-10. Tahun berikutnya, anak bisa dikenalkan dengan angka belasan hingga 20.
"Anak sebenarnya bisa mulai menghitung sejak mereka bisa membilang, namun masih butuh objek konkret misalnya gambar. Saat sudah SD, kira-kira 6-7 tahun, anak mulai bisa membayangkan sehingga tidak lagi dibutuhkan gambar," ungkap Gita.
Tips untuk orang tua
Kurang stimulasi dari orang tua dan pengasuh dapat membuat anak terlambat belajar calistung . Orang tua juga harus memperhatikan gizi anak.
"Gizi berpengaruh ke perkembangan kohnitif anak, sehingga bila anak tidak memperoleh gizi yang cukup, anak berpotensi mengalami hambatan kognitif, termasuk dalam calistung," kata Gita.
Hindari pula terlalu memaksa anak dalam belajar. Belajar harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak tertekan.