A TO Z

Mengenal Penyakit Hemofilia, Kala Perdarahan Sulit Dihentikan

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jun 2022 10:01 WIB
Penyakit hemofilia adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya dan tidak bisa disembuhkan. Berikut penjelasan mengenai penyakit hemofilia hingga cara cegah. (iStockphoto/Shidlovski)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyakit hemofilia adalah salah satu jenis penyakit berbahaya dan tidak bisa disembuhkan. Sebagian besar penyakit ini hanya diderita oleh pria dan akan mengganggu aktivitas harian para penderitanya.

Per 2020 lalu, tercatat penderita hemofilia di Indonesia yang terdiagnosis mencapai 2.706 orang. Angka tersebut mengalami peningkatan sebab pada 2019 jumlah penderita masih di angka 2.476 pasien.

Dokter spesialis anak dari Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Novie Amelia Chozie mengatakan, penyakit yang tergolong langka ini merupakan penyakit keturunan yang biasanya dibawa oleh gen ibu dan diidap oleh anak laki-laki seumur hidupnya.

Menurut Novie, hemofilia terjadi ketika darah tidak bisa membeku yang membuat penderitanya mengalami perdarahan terus-menerus saat terluka.

Kenapa hemofilia sebagian besar hanya terjadi pada pria?

Pria memiliki kromosom XX sedangkan wanita memiliki kromosom XY. Penyakit ini diturunkan melalui kromosom X. Sehingga, saat kromosom X wanita terpapar hemofilia, kromosom Y yang mereka miliki akan menggantikan peran kromosom X. Namun tidak pada pria.

"Sebaliknya, pria hanya punya kromosom X, maka ketika ada hemofilia dia akan langsung mengidap penyakit tersebut," kata Novie dalam Webinar Mengawal Masa Depan Hemofilia di Indonesia yang ditayangkan secara daring, beberapa waktu lalu.

Gejala Hemofilia

Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama karena darah sukar membeku.

Bukan cuma perdarahan yang sulit berhenti, penderita hemofilia juga bisa mengalami beberapa hal sebagai berikut.

- Urine atau tinja berdarah tiba-tiba
- Beberapa area tubuh mudah memar tanpa alasan jelas
- Nyeri dan bengkak pada sendi dan lutut akibat perdarahan.

Pada dasarnya, gejala ini juga dibagi dalam tiga bagian yakni gejala ringan, sedang, dan berat.

1. Gejala ringan

Gejala ringan ini hanya muncul saat penderita hemofilia terluka. Misal saat sunat atau terluka karena jatuh yang membuat darah keluar.

Menurut Novie, penderita hemofilia dengan gejala ringan memiliki jumlah faktor pembekuan dalam darah berkisar antara lima hingga 50 persen.

Penderita hemofilia ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Hanya saja, penderita bisa mengalami perdarahan yang sulit berhenti jika luka yang dialami cukup parah atau baru menjalani prosedur medis, seperti operasi dan cabut gigi.

Simak penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit hemofilia di halaman berikut.

Bahaya penyakit hemofilia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :