HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA

Secarik Cerita dari Mereka yang Memilih untuk Berhenti Merokok

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2022 15:36 WIB
Hari Tanpa Tembakau mengajak masyarakat untuk menyetop kebiasaan merokok. Kisah Sandi dan Ramadhan menjadi contoh mereka yang memilih untuk berhenti merokok.
Ilustrasi. Hari Tanpa Tembakau mengajak masyarakat untuk menyetop kebiasaan merokok. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di tahun ini, Sandi Alfian (32) resmi satu tahun meninggalkan kebiasaan merokoknya. Bukan apa-apa, semuanya dilakukan karena alasan kesehatan.

Menahan godaan kepulan asap rokok bukan perkara mudah bagi Sandi, apalagi saat berkumpul dengan teman-teman sejawat yang hampir semuanya merupakan perokok aktif.

Meski godaan itu selalu muncul, Sandi mencoba melawannya dengan mengingat momen menakutkan yang bikin berdebar-debar pada awal 2021 lalu kala dirinya terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Penyakit yang menyerang organ pernapasan itu bahkan membuatnya harus menjalani perawatan di rumah sakit hingga hampir dijemput ajal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Godaan berat, apalagi saya ini baru satu tahunan berhenti. Masih suka mikir, aduh asem, enak nih ngerokok. Tapi balik lagi, saya takut mati," kata Sandi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (30/5).

Angka perokok aktif di Indonesia terbilang cukup tinggi. Hingga 2021, angka perokok aktif mencapai 69,1 juta orang. Sebelum memutuskan berhenti merokok, Sandi boleh jadi salah satunya.

Pada momen peringatan Hati Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada Selasa (31/5), apa yang dialami Sandi menjadi salah satu contoh kisah orang-orang yang memutuskan untuk berhenti merokok.

Sandi adalah mantan perokok berat. Rokok telah dikenalnya sejak usianya baru menginjak 16 tahun. Mulanya, hanya ikut-ikutan, tapi lama-kelamaan malah jadi kebiasaan.

Sandi ketagihan. Bahkan, setelah lulus kuliah dan mulai bekerja, dia bisa menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari. Jika sebungkus rokok berisi 12 batang, maka berarti Sandi menghisap 24 batang rokok setiap harinya.

"Dulu, tuh, mending tidak makan, deh, daripada tidak merokok," kata Sandi.

Sandi pernah menjajal jenis rokok apa saja. Dia pernah mencoba rokok linting atau bako yang dirakit sendiri. Pernah juga mencoba cerutu. Tak lupa juga rokok elektrik, meski menurutnya kurang nampol.

Petugas kasir memeriksa stok rokok yang dijual di toko swalayan kawasan Jakarta Selatan, Rabu (15/9/2021).Ilustrasi. Beberapa orang memilih berhenti merokok untuk alasan kesehatan. (CNN Indonesia/ Adi Maulana)

Kebiasaan merokok ini pun berdampak buruk pada kesehatan. Batuk, napas pendek, badan kurus kering, bibir hitam, dan gigi kuning jadi masalah sehari-harinya.

Tapi, Sandi tak peduli, hingga akhirnya SARS-CoV-2 menginfeksi tubuhnya pada Februari 2021 lalu.

Gejala Covid-19 yang dialami tergolong buruk. Saturasi oksigennya sempat menurun rendah beberapa kali. Bahkan, Sandi sempat pasrah jika memang harus meninggal saat itu juga.

"Saya Covid-19, tuh, parah karena merokok, aduh sakit banget. Kaya udah, nih, mati nih, mati nih saya. Takut banget, terus ingat kalau saja saya enggak merokok, enggak mungkin separah ini," kata Sandi.

Simak kisah mereka yang berhenti merokok di halaman berikutnya..

Mereka yang Berhenti Merokok, Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER