Barangkali tempura jadi hidangan khas Jepang ketiga yang paling banyak dipilih orang saat datang ke restoran Jepang, setelah sushi dan sashimi.
Kerenyahan tempura Jepang memang sulit ditandingi. Namun apa jadinya kalau ternyata Anda tahu kalau tempura bukan makanan asli Jepang?
"Tempura adalah masakan Jepang yang paling sulit untuk dimasak dengan benar, karena sangat sederhana. Itu sebabnya saya suka membuatnya," kata master tempura Eisaku Hara yang menjabat sebagai kepala koki di Tempura Uchitsu Hong Kong, cabang pertama di luar Jepang untuk restoran bintang dua Michelin dilansir dari South China Morning Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempura adalah makanan pokok dalam masakan Jepang, terdiri dari makanan laut atau sayuran yang dilapisi adonan dan digoreng. Namun, tidak seperti gorengan di Barat, tempura dikenal dengan adonannya yang ringan, renyah, dan tidak terlalu berminyak.
Tempura diyakini berasal dari Portugal. Menurut kisahnya, tiga misionaris Portugis yang menuju kantong kolonial Makau pada 1543 terdampar hingga keluar jalur dan menemukan diri mereka berada di Jepang.
Menurut teori yang diterima secara luas ini, Antonio da Mota, Francisco Zeimoto dan Antonio Peixoto adalah orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di tanah Jepang. Mereka mulai berdagang senjata, tembakau, dan tepung dengan orang Jepang dan yang lebih penting, berbagi resep untuk hidangan kacang hijau goreng populer yang disebut peixinhos da horta.
Walau begitu, tidak ada asal usul yang lebih jelas tentang 'nenek moyang' tempura si peixinhos da horta ini.
Koki Portugis Rodolfo Vicente mengatakan bahwa di Portugal abad ke-16 peixinhos da horta atau bisa diartikan sebagai ikan kecil dari kebun hanya merupakan "makanan rakyat" karena tiga bahannya yang sederhana yakni tepung, telur, dan air.
"[Kacang goreng] diberi nama ini karena terlihat mirip dengan ikan kecil goreng yang juga dimasukkan ke dalam adonan dan digoreng," jelas Vicente yang juga menjabat sebagai kepala koki di Casa Lisboa, Hong Kong.
Makanan ini biasa disantap saat Prapaskah dengan maksud berpuasa dari daging. Karena kacang yang dianggap sebagai sayuran adalah hal yang baik yang bisa dimiliki umat Katolik.
Walau begitu, perjalanan menggoreng sayuran dengan jarak 20.400 km, dari Portugal ke Jepang ini masih diperdebatkan. Sebab bagi antropolog makanan yang berbasis di Inggris, Annabel Jackson menganggap teori tentang kapal yang membawa misionaris terdampar tidak masuk akal.
"Saya pikir itu sangat tidak mungkin," katanya. "Kita tahu dari sejarah bahwa Portugis benar-benar pelaut yang ahli. Mereka sudah berkeliling Afrika Selatan, melewati pulau-pulau India, dan tiba di Goa." lanjutnya.
Daripada cerita pelaut yang terdampar, Jackson justru berpikir ini hanya masalah bahasa saja. Sebab kata tempura memiliki tiga kemungkinan akar kata dalam bahasa Portugis.
"Jika Anda melihat kata 'memasak' dalam bahasa Portugis, itu adalah 'tempera', dan 'masakan' dalam bahasa Portugis adalah 'temporo'. Dan kemudian kami memiliki kata ketiga, 'temporas'. Jadi ini menunjukkan dengan sangat kuat bahwa tempura berasal dari istilah Portugis ini," katanya.