Sebagian orang mungkin menganggap nyeri sendi sebagai gangguan biasa dan kerap dianggap sepele. Nyeri sendiri bahkan dianggap bisa sembuh dengan cara dipijat atau mengoleskan minyak urut saja.
Padahal pegal-pegal atau nyeri persendian ini bisa jadi tanda Anda mengalami penyakit neuropati.
Apa sebenarnya penyakit neuropati yang bisa bikin penderitanya mengalami impotensi hingga depresi sampai harus diwaspadai?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Manfaluthy Hakim menjelaskan neuropati merupakan kerusakan saraf tepi yang bisa dialami siapa saja. Meskipun keluhan banyak dialami oleh mereka yang telah memasuki usia lanjut.
"Rasanya kebas dan kadang juga muncul kesemutan," kata Manfaluthy dalam acara Neurobion - Press Conference Neuropathy Awareness Week 2022 yang digelar secara daring, Senin (20/6).
Penyakit ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebab bisa menyebabkan masalah jangka panjang pada pasien lantaran bisa menurunkan kualitas hidup mereka.
Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari penyakit gaya hidup seperti diabetes, kekurangan vitamin, hingga cedera pada bagian tubuh tertentu. Berikut ini hal-hal yang bisa menyebabkan penyakit neuropati;
- Diabetes
- Kekurangan vitamin
- Penyakit autoimun
- Infeksi virus atau bakteri,
- Tumor atau kanker,
- Kelainan lahir
- Gangguan pembuluh darah
Manfaluthy menyebut penyakit ini bisa dialami siapa saja. Hanya saja ada kelompok orang yang paling berisiko terkena penyakit ini yakni sebagai berikut;
- Lansia
- Penderita diabetes
- Ada keluarga yang memiliki penyakit neuropati
- Hipertensi
- Merokok
- Mengkonsumsi alkohol
- Menderita penyakit pembuluh darah seperti jantung
- Kanker
- Terpapar bahan kimia
Berikut tanda-tanda atau gejala penyakit neuropati yang bisa Anda waspadai dan bisa langsung segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter supaya bisa ditangani
Gangguan sensorik paling jelas terjadi pada mereka yang mengalami penyakit neuropati. Manfaluthy menjelaskan gejalanya bisa bermacam-macam mulai dari kesemutan, terutama di tangan dan kaki kemudian muncul perubahan pada sensor perasa, seperti merasakan nyeri parah dan sensasi terbakar.
"Pasien juga bisa kehilangan kemampuan koordinasi tubuh, sampai kehilangan refleks tubuh," kata Manfaluthy.
Saraf motorik bisa terganggu saat akibat penyakit ini. Jika ini terjadi biasanya ditandai dengan rasa lemas, kram otot, kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tangan dan kaki hingga hilangnya kendali otot.
Gejala autonom terjadi pada saraf autonom yang berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi dalam tubuh, seperti tekanan darah, detak jantung, hingga sistem pencernaan. Anda akan mengalami mual dan muntah, gangguan pencernaan, hingga rasa pusing saat berdiri jika penyakit neuropati muncul.