Setelah kasus semakin meningkat dan banyak pasien yang meninggal dunia, upaya untuk mencegah penularan virus terus dilakukan. Bersamaan dengan anjuran gaya hidup sehat, vaksin untuk virus ini pun mulai dikembangkan sejak 17 Maret 2020.
Pada 6 April, WHO juga mengeluarkan pedoman tentang pemakaian masker. Sebab, virus ini terbukti bisa menyebar melalui droplet.
Selama musim panas, banyak negara mengalami penurunan kasus, rawat inap, dan kematian karena lockdown yang dilakukan warganya untuk mencegah penyebaran virus. Namun, menjelang akhir musim panas, pada Agustus 2020, varian Lambda pertama kali ditemukan di Peru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan kemudian, varian Alpha pertama kali teridentifikasi di Inggris pada September 2020. Penemuan varian tersebut signifikan, yang menunjukkan bahwa virus tersebut berevolusi. Akibatnya, gejala yang ditimbulkan penyakit pun ikut berubah.
Dengan munculnya varian baru tersebut, kasus Covid-19 mulai meningkat kembali di banyak negara. Hingga 29 September 2020, telah terjadi 1 juta kematian akibat Covid-19.
Vaksinasi terus dikembangkan dalam waktu singkat. Pada 9 November, uji coba menunjukkan bahwa vaksin Pfizer dan BioNTech lebih dari 90 persen efektif, dan vaksin Moderna terbukti efektif.
Tak lama kemudian, varian Delta pertama kali ditemukan pada Desember di India. Kekhawatiran atas potensi penularan varian ini meningkat. Apalagi peningkatan kasus di beberapa negara seperti Inggris, memaksa banyak pemerintah untuk sekali lagi memperkuat tindakan lockdown sampai batas tertentu. Kematian akibat varian ini, terutama di Indonesia cukup tinggi.
Setelah Delta, ditemukan juga varian baru bernama Omicron. Hingga saat ini, varian ini cukup mendominasi di mana-mana dengan beberapa mutasinya yang terus berlanjut.
Setelah tiga tahun, Covid-19 belum selesai. Namun berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya dengan gencar melakukan vaksinasi dan anjuran hidup sehat.
(tst/asr)