SUDUT CERITA

Cerita Pengidap ADHD: 'Saya Bukan Malas, Tapi Sulit Melakukan Sesuatu'

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jun 2023 17:45 WIB
Orang dengan ADHD kerap dianggap pemalas. Padahal, masalahnya bukan malas, tapi mereka sulit untuk memulai dan melakukan sesuatu karena gangguan fokusnya.
Ilustrasi. Orang dengan ADHD kesulitan untuk mendapatkan fokus. (iStock/Koldunov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak pernah sekali pun terpikir di benak Nabila bahwa dirinya harus berhadapan dengan masalah mental.

Nabila (25) adalah seorang pengidap attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Belakangan, masalah mental satu ini tengah menjadi perbincangan di jagad maya.

ADHD membuat seseorang kesulitan untuk fokus dan terkadang berperilaku hiperaktif. Nabila bahkan mengaku bahwa ADHD sangat mengganggu kehidupannya sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejalanya aku enggak bisa fokus sama sekali. Kalau orang lain, biasanya kalau difokusin, bisa. Nah, aku enggak bisa. Jadi aku tahu aku mau dan harus melakukannya, tapi enggak bisa. Enggak tahu gimana dan kenapa," ucap Nabila bercerita tentang kondisi ADHD-nya pada CNNIndonesia.com, Rabu (7/6).

Diagnosis ADHD itu didapatkan Nabila dari psikiater yang menanganinya pada 2017 lalu. Diagnosis didapatkan setelah beberapa kali pertemuan dan observasi.

Kala itu, kebiasaan sulit fokus membuat Nabila merasa ada yang janggal pada dirinya. Ia pun memutuskan untuk mencari pertolongan profesional.

"Aku enggak ingat psikiater ngomong apa. Tapi dia bilang dia bisa melihat [indikasi ADHD] dari pergerakan aku, cara aku cerita, dan cara aku bicara," katanya.

Dari sana, berbagai pengobatan dan terapi pun diberikan. Ia diberikan obat yang bisa membantunya fokus terhadap satu hal. Obat ini biasa dia gunakan saat berhadapan dengan sesuatu yang memerlukan fokus tinggi, seperti sebelum ujian.

Nabila juga menjalani sejumlah terapi untuk meningkatkan konsentrasinya. Terapi yang diberikan berupa sound therapy dan art therapy.

Kecenderungan ADHD ini ternyata tak muncul ujug-ujug saat Nabila beranjak dewasa. Jauh sebelumnya, Nabila pernah dibawa ke psikolog saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Kala itu, Nabila dinilai tak bisa fokus pada pelajaran dan kerap mengganggu anak lainnya. Dari sana, sang ibu pun mengkonsultasikan Nabila ke profesional.

"Kata ibuku, dulu aku walaupun cepat menangkap pelajaran, habis itu enggak ada fokusnya, jadi gangguin anak lain. Makanya mungkin guru aku laporan sama ibuku," kata Nabila.

Ilustrasi stresIlustrasi. ADHD membuat seseorang sulit memfokuskan perhatiannya untuk satu hal. (iStock/Enes Evren)

Tapi sayang, Nabila tak ingat betul apa yang terjadi setelahnya. Yang jelas, gejala ADHD itu tampaknya semakin kentara saat ia beranjak dewasa.

ADHD sendiri umumnya dialami seseorang sejak usia kanak-kanak. Jika ditangani sejak dini, gejala biasanya akan berangsur membaik hingga seseorang beranjak dewasa.

Kuliah 'ugal-ugalan'

Bagi mahasiswa seperti Nabila kala itu, ADHD bisa jadi petaka. ADHD membuat performa akademiknya ugal-ugalan saat kuliah. Ia bahkan tak lulus sejumlah kelas di bangku kuliahnya.

Ada salah satu kelas di mana Nabila baru bisa menyelesaikannya setelah mengulang dalam tiga semester. Ia tak mengerjakan tugas, tak ikut ujian, meski tahu bahwa itu adalah kewajibannya.

"Subjeknya Analisa Struktur. Satu subjek itu aja yang belum lulus selama 3 semester," ucapnya.

Akibatnya, Nabila harus menghabiskan waktu selama 6 tahun untuk menyelesaikan studinya. Sang ibu bahkan sempat menangis-nangis karena sedih buah hatinya tak kunjung lulus kuliah.

Simak cerita Nabila sebagai pengidap ADHD di halaman berikutnya..

Kuliah 'ugal-ugalan'

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER