Jakarta, CNN Indonesia --
Selama ini, garam atau makanan asin sering menjadi kambing hitam penyebab tekanan darah tinggi. Padahal, beberapa hal tak terduga lain juga bisa memicu tekanan darah tinggi.
Asupan garam berlebih dapat membuat tubuh menahan air, memberi tekanan tambahan pada jantung dan pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah pun jadi naik.
Tak perlu khawatir jika tekanan darah hanya naik sesekali. Tapi bila menerus, tekanan darah tinggi dapat menimbulkan kerusakan serius dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan darah tinggi bisa memicu kejadian kardiovaskular yang cukup mematikan seperti serangan jantung dan stroke.
Penyebab tekanan darah tinggi selain makanan asin
Seperti telah dijelaskan di atas, makanan asin yang tinggi garam tak jadi satu-satunya penyebab tekanan darah tinggi. Berikut enam hal tak terduga yang bisa memicu tekanan darah tinggi, melansir WebMD.
1. Kesepian
Kesepian bukan sekadar soal berapa banyak teman yang dimiliki, tapi lebih kepada seberapa terhubungnya Anda dengan orang lain. Merasa sendiri secara emosional meski dikelilingi banyak orang dapat memengaruhi tekanan darah secara signifikan.
Sebuah studi menunjukkan bahwa selama empat tahun, tekanan darah sistolik orang yang merasa paling kesepian naik lebih dari 14 poin.
Para peneliti meyakini bahwa rasa takut ditolak, kekecewaan berulang, serta kewaspadaan tinggi terhadap keamanan diri bisa mengubah cara kerja tubuh, termasuk mempersempit pembuluh darah.
2. Nyeri mendadak
 Ilustrasi. Nyeri, salah satu hal terduga yang jadi penyebab tekanan darah tinggi. (iStockphoto) |
Rasa sakit yang datang tiba-tiba atau bersifat akut, seperti cedera atau tersengat listrik ringan, dapat memicu lonjakan tekanan darah. Ini terjadi karena sistem saraf bereaksi cepat terhadap rasa nyeri dengan cara mempercepat detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah.
Efek ini bahkan bisa terlihat dalam eksperimen sederhana, seperti merendam tangan dalam air es atau menekan ujung kuku.
Respons tubuh yang cepat ini mungkin bersifat sementara. Tapi jika sering terjadi, bisa menjadi faktor risiko tambahan.
Simak penyebab tekanan darah tinggi lainnya di halaman berikutnya..
3. Suplemen herbal
Banyak orang menganggap suplemen herbal lebih aman karena bersifat alami. Padahal, beberapa jenis herbal bisa memengaruhi tekanan darah, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan obat medis.
Tanpa disadari, suplemen seperti ginkgo biloba dan ginseng dapat meningkatkan tekanan darah atau berinteraksi dengan obat antihipertensi sehingga mengurangi efektivitasnya. Konsultasikan selalu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apapun secara rutin.
4. Menahan buang air kecil
Mungkin terdengar lucu, tapi kenyataannya menahan buang air kecil terlalu lama dapat memicu peningkatan tekanan darah.
Penelitian mencatat kenaikan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 4 poin dan diastolik 3 poin pada perempuan paruh baya yang menahan buang air kecil selama lebih dari tiga jam.
Efek serupa juga ditemukan pada pria dan wanita dari berbagai usia.
Meski tidak ekstrem, lonjakan kecil ini bisa berdampak jika terjadi berulang dan dalam jangka panjang. Jika tubuh memberi sinyal untuk ke kamar kecil, sebaiknya jangan ditunda.
5. Dehidrasi
 Ilustrasi. Dehidrasi, salah satu hal yang bisa jadi penyebab tekanan darah tinggi. (iStockphoto/RossHelen) |
Saat tubuh kekurangan cairan, pembuluh darah akan menyempit sebagai bentuk respons bertahan hidup. Hal ini dipicu oleh sinyal dari otak ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon yang membuat pembuluh darah mengkerut.
Selain itu, ginjal juga akan mengurangi produksi urine untuk mempertahankan cairan tubuh.
Kedua proses tersebut menimbulkan tekanan tambahan pada pembuluh darah, termasuk yang berada di otak dan jantung, sehingga meningkatkan risiko hipertensi.
6. Berbicara
Percaya atau tidak, aktivitas sederhana seperti berbicara dapat memicu lonjakan tekanan darah, terutama jika dilakukan dalam kondisi emosional.
Efek ini dapat terjadi pada siapa saja, baik muda maupun tua. Efek ini juga bisa bertahan selama beberapa menit setelah percakapan.
Semakin tinggi tekanan darah saat istirahat, semakin tinggi pula lonjakannya ketika Anda mulai berbicara. Bukan gerakan mulut yang menjadi penyebab, melainkan isi pembicaraan dan emosi yang menyertainya.
Jadi, tak ada salahnya menjaga emosi saat sedang berdiskusi atau berargumen.