Terlihat Sehat, Pria Ini Alami Stroke Gara-gara Minuman Berenergi

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2025 20:06 WIB
Ilustrasi. Seorang pria mengalami stroke akibat rutin mengonsumsi minuman berenergi. (iStockphoto/utah778)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pria berusia 54 tahun yang dikenal sehat dan aktif mendadak mengalami stroke setelah bertahun-tahun rutin mengonsumsi minuman energi dalam jumlah besar.

Pria tersebut dikenal sebagai sosok yang bugar, gemar berlari, serta tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba.

Namun suatu hari, ia tiba-tiba merasa lemah dan mati rasa di sisi kiri tubuhnya, disertai gangguan keseimbangan, kesulitan berjalan, menelan, dan berbicara.

Dokter spesialis penyakit dalam di Nottingham University Hospitals NHS Trust Inggris, Sunil Munshi mengatakan, tekanan darah pasien saat tiba di rumah sakit berada pada angka yang sangat tinggi.

"Tekanan darahnya sangat tinggi, sekitar 254/150 mmHg. Namun, secara fisik ia terlihat sangat sehat. Inilah alasan hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap," ujar Munshi, melansir CNN.

Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah kurang dari 120/80 mmHg. Tekanan darah di atas 180/120 mmHg dianggap sebagai kondisi darurat yang segera membutuhkan penanganan.

"Sisi kirinya mati rasa, dan hasil pemindaian menunjukkan dia mengalami stroke di bagian otak yang lebih dalam, yaitu talamus, yang menjelaskan ketidakstabilannya," kata Munshi.

"Dia dirawat di rumah sakit, dan kami merawatnya dengan lima jenis obat yang berbeda sampai tekanan darahnya turun menjadi 170 mmHg," tambahnya.

Meski sempat menurun selama perawatan, tekanan darah pria tersebut kembali meningkat setelah ia pulang ke rumah. Angkanya bahkan mencapai 220 mmHg meski telah mengonsumsi berbagai obat.

Tim medis pun melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan selama berminggu-minggu, namun tidak menemukan penyebab yang jelas. Hingga suatu hari, pasien mengungkapkan kebiasaan yang selama ini tak ia kira berbahaya, yaitu mengonsumsi minuman energi dalam jumlah besar setiap hari.

"Setiap hari ia minum delapan kaleng minuman energi berkadar tinggi untuk tetap terjaga saat bekerja. Setiap kaleng mengandung sekitar 160 miligram kafein," kata Munshi.

Dengan jumlah tersebut, pasien mengonsumsi sekitar 1.200 hingga 1.300 miligram kafein per hari, jauh di atas batas aman.

Pedoman kesehatan umumnya merekomendasikan konsumsi kafein tak lebih dari 400 mg per hari untuk orang dewasa. Angka itu setara dengan 2-4 cangkir kopi.

Beberapa minggu setelah menghentikan konsumsi minuman energi, tekanan darah pasien akhirnya kembali normal. Meski kini dinyatakan sehat, ia masih harus hidup dengan dampak sisa stroke yang dialaminya bertahun-tahun lalu.

"Saya tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan dari minuman energi. Sampai sekarang, saya masih mengalami mati rasa di tangan dan kaki kiri," kata pasien kepada tim medisnya.

Kandungan minuman energi pemicu stroke

Menurut Munshi, bahaya minuman energi tidak hanya berasal dari kandungan kafein yang tinggi. Minuman ini juga mengandung zat lain yang dapat meningkatkan tekanan darah, seperti taurin.

"Kombinasi kafein dan taurin terbukti meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan kafein saja," jelasnya.

Selain itu, minuman energi juga mengandung gula dalam kadar tinggi, yang dapat merusak pembuluh darah. Zat lain seperti ginseng, guarana, theophylline, dan theobromine turut memberi efek stimulan tambahan pada tubuh.

Kombinasi berbagai zat tersebut dapat memicu aritmia jantung, merusak lapisan pembuluh darah, hingga meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat berujung pada stroke.

(nga/asr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK