NADA UNTUK ASA

Marsha Timothy: Peran Ibu dengan HIV itu Berat

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 05 Feb 2015 14:40 WIB
"Saya kagum dengan para penderita HIV yang kemudian tetap bertahan dan berjalan tegak, padahal itu berat banget," ujar Marsha Timothy.
Marsha Timothy mengakui perannya di film Nada untuk Asa terberat dan terbanyak improvisasi. (CNNIndonesia/Kiky Makkiah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memerankan sosok seorang ibu yang mengidap HIV positif membuat artis cantik Marsha Timothy terkagum-kagum. Ia merasa banyak mengambil pelajaran atas peran yang ia lakoni tersebut dalam film Nada Untuk Asa.

"Saya belum tentu sanggup jika menjadi sosok Nada atau Yuke yang sesungguhnya, beban mereka berat banget degan status HIV positif yang dibawa seumur hidup," ujar Marsha kepada CNN Indonesia, baru-baru ini.

Dalam film terbarunya, Nada Untuk Asa, Marsha memerankan sosok Nada yang merupakan gambaran dari Yurike Ferdinandus alias Yuke, seorang ibu dengan HIV positif. Nada tertular HIV dari sang suami yang berselingkuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepeninggal suaminya, Nada harus membesarkan anak-anaknya seorang diri dengan status pengidap HIV positif. Kondisi semakin sulit ketika anak terkecilnya, Asa (Acha Septriasa), juga ikut mewarisi HIV dari orang tuanya.

Jadilah kedua wanita tersebut hidup dengan HIV dan melanjutkan kehidupannya dengan selayaknya orang sehat pada umumnya dan bertahan dari gerogotan virus dalam tubuhnya.

"Saya kagum dengan para penderita HIV yang kemudian tetap bertahan dan berjalan tegak, padahal itu berat banget," ujar Marsha.

Marsha mengakui bahwa begitu ia membaca skenario, dirinya merasa langsung terkoneksi dengan kisah Nada ini. Mungkin lantaran ia juga memiliki anak yang masih kecil.

Bahkan, saking mendalami perannya sebagai seorang ibu sekaligus pengidap HIV, ia bahkan sempat menangis ketika Acha berakting dalam sebuah adegan.

"Hal yang paling berkesan adalah saat si Nada memaafkan dan menerima semua kondisinya karena anak-anaknya. Memang seorang ibu akan melakukan apa pun untuk anaknya."

Berbagai stigma dan diskriminasi yang kerap kali diterima oleh penderita HIV diakui oleh Marsha memang terjadi. Berkat perannya di film ini, ia sadar bahwa kehidupan pengidap HIV sangatlah berat untuk dijalani.
Marsha, memerankan perempuan lanjut usia, Nada. (CNNIndonesia/Kiky Makkiah)
Memerankan seorang wanita berusia 60 tahun tidak lantas membuat Marsha berakting secara berlebihan. Ia tidak ingin dengan sengaja berakting seolah-olah tua hanya untuk menghayati perannya. Baginya, yang terpenting adalah memahami karakter yang dituntut darinya.

Dalam film ini pun, Marsha mempelajari banyak teknik untuk improvisasi, lantaran sang sutradara Charles Gozali memberikan banyak peluang dan ruang untuk terjadinya adegan di luar naskah.

"Ini film pertama yang improvisasinya terbanyak yang pernah saya jalani," ujar Marsha.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER