Jakarta, CNN Indonesia -- Mengagumkan. Begitulah kesan usai menyaksikan dua film pendek promosi pariwisata produksi Kementerian Pariwisata RI, yang masing-masing berjudul
Wonderful Indonesia: History and Culture dan
Wonderful Indonesia: Diving.
Satu per satu kekayaan alam dan budaya Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dicitrakan dengan sangat indah. Siapa pun yang menyaksikan dua seri
Wonderful Indonesia ini pasti terkagum-kagum, dan terdorong untuk menjelajahi Nusantara!
Tak salah bila kedua film tersebut berjaya di International Tourism Film Festival (ITFF) ke-11 bertajuk
On the East Coast of Europe di Bulgaria, pada Jumat (3/4), masing-masing untuk kategori
History and Culture serta
Sport and Adventure.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Youtube][Gambas:Youtube]
“Kami sangat menghargai kemenangan ini sebagai promosi yang sangat efektif,” kata Menteri Pariwisata RI Arief Yahya. “Sukses mempromosikan pariwisata dengan tema budaya dan sejarah, lalu sukses mengekspos keindahan bawah laut Indonesia di mata dunia.”
Sekalipun menganggap kemenangan ini macam pisau bermata dua, Arief juga bangga prestasi anak-anak bangsa yang pintar mengemas sumber daya alam, keindahan budaya dan surga bawah laut Nusantara yang tak ada duanya.
“Menciptakan tema, menyusun cerita, berkreasi, membuat film pendek, mengambil gambar,
editing dan membangun kesan yang mendalam itu adalah kreativitas yang patut diacungi jempol,” puji Arief.
Keberhasilan Indonesia mengalahkan para profesional dunia diumumkan berbarengan dengan penutupan festival di Cathedral Rozhdeshtvo Bogorodichno Hall, Kota Veliko Tornovo. Kantor Berita Antara di London mengabarkan momen membanggakan ini.
Penghargaan tersebut, menurut Sekretaris Kedua Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia Sofia Dina Martina, diserahkan oleh ketua tim juri Dr. Marin Damianov dan juri Antoni Ivanov Tsonev kepada Duta Besar Indonesia Bunyan Saptomo.
Sebagaimana disampaikan Puskompublik Kemenparekraf dalam siaran persnya (4/4), “Dr. Marin sangat terkesan dengan keragaman budaya dan agama di Indonesia. Antoni Tsonev juga terkesima dengan nirwana bawah laut di berbagai dive site di Indonesia.”
“Kita memang memiliki
dive site yang berbeda-beda, dan semuanya punya karakter yang hebat,” jelas Arief sembari menyebut sejumlah
dive site. “Jangan
ngaku seorang
diver, jika belum menjelajah bawah laut Indonesia dari ujung Timur sampai ke Barat
ITFF diikuti 90 film dari 23 negara, yaitu Bulgaria, Serbia, Brasil, Portugal, Maroko, Thailand, Siprus, Macedonia, Swiss, Kroasia, India, Indonesia, Mesir, Yunani, Polandia, Peru, Kepulauan Faroe (dekat Denmark), Republik Cek, Austria, Malta, Prancis, Finlandia, dan Jerman.
Selain dua kategori tersebut, ITFF juga mempertandingkan tiga kategori lain, yaitu
Nature and Ecotourism, Corporate Tourism Film/Spot serta
Faith and Traditions. Untuk kategori yang terakhir disebut ini, Indonesia tidak berpartisipasi.
Film lain dari Indonesia yang juga diikusertakan di IITF, yaitu
Wonderful Indonesia: Feeling is Believing (kategori
Corporate Tourism Film/Spot) dan W
onderful Indonesia: Nature & Ecotourism (kategori
Nature & Ecotourism).
ITFF merupakan satu-satunya festival film tahunan bergengsi bertema pariwisata di Bulgaria. Tahun ini merupakan kali ke-dua keikutsertaan Kementerian Pariwisata RI di ajang ITFF. Tahun lalu, namun peluangnya terhenti sebatas nominasi.
(vga/vga)