Museum Nasional Megap-megap di Usia 237 Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 21:40 WIB
Jumlah pengunjung Museum Nasional Indonesia hanyalah sekitar sepuluh persen dari total pengunjung Museum Nasional Singapura.
Museum Nasional Indonesia. (CNNIndonesia Internet/Gunawan Kartapranata/Wikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tepat 237 tahun yang lalu, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenscappen berdiri di tempat yang kini disebut Medan Merdeka Barat No 12. Lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, seni, dan ilmu pengetahuan inilah yang menjadi cikal bakal Museum Nasional Indonesia.

Namun baru pada 1962 kelembagaan budaya ini dikelola penuh oleh Pemerintah Indonesia, dan pada 1979 baru bernama Museum Nasional Indonesia.

Di museum ini, terdapat lebih dari 140 ribu (2006) koleksi sejarah bangsa Indonesia disimpan dalam museum ini. Sebagian besar adalah arca-arca kuno, prasasti, dan kerajinan kuno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika di luar negeri museum adalah salah satu tempat wisata favorit ataupun tempat utama dalam penggalian ilmu-ilmu pengetahuan masa lalu sehingga selalu penuh dengan pengunjung, namun sedikit berbeda dengan yang ada di Indonesia.

"Dua atau tiga tahun yang lalu, total pengunjung dari Museum Nasional adalah seratus ribu setahun, itu sudah termasuk bagus," kata Kepala Museum Nasional Indonesia (MNI) Intan Mardiana kepada CNN Indonesia (24/4).

Jika seratus ribu pengunjung pada 2013-an sudah termasuk bagus, maka ketika jumlah tersebut hanyalah sekitar sepuluh persen dari total pengunjung Museum Nasional Singapura.

Museum Nasional Singapura yang berdiri 166 tahun yang lalu mencatat pengunjung lebih dari 932 ribu pada 2011 dengan kenaikan rata-rata lebih dari 40 persen setahun, seperti yang dikeluarkan oleh National Arts Council Singapore pada 2012.

Padahal harga tiket Museum Nasional Singapura seharga S$3 hingga S$6 atau setara Rp30 ribu hingga Rp 60 ribu, dan harga tiket MNI hanya Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Harga tiket ini pun diakui Intan masih banyak yang minta diturunkan lagi.

Intan pun berjibaku untuk tetap mempertahankan dan menaikkan jumlah pengunjung ke MNI, di antara berbagai permasalahan yang belum usai seperti pembangunan gedung, penambahan kuantitas dan kualitas fasilitas preservasi serta konservasi, juga termasuk sumber daya manusia.

Wanita yang menjadi kepala Museum sepuluh tahun terakhir ini berusaha mengadakan berbagai kegiatan untuk mengajak masyarakat menengok museum yang menyimpan berbagai bukti kejayaan Nusantara berabad silam.

Ia mengadakan mulai dari pementasan seni, film, bahkan hingga lomba masak nasi goreng guna mengakrabkan museum dengan lingkungan sekitar.

Sedikit demi sedikit usaha Intan membuahkan hasil. Tahun lalu, pengunjung MNI tercatat 250 ribu pengunjung. Dan untuk tahun ini, Intan menargetkan sebanyak 300 ribu orang akan memadati koleksi museum nasional.

"Ini masih jauh dari keinginan Kemendiknas yang menginginkan satu juta pengunjung setiap tahunnya, tapi ini juga butuh waktu," ujar Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan. "Karena ada suatu makam saja bisa menjaring peziarah hingga 2,5 juta orang setiap tahun,"

Pihak Kemendikbud selama ini telah mengucurkan dana APBN sekitar Rp 131 Miliar hanya untuk pengelolaan MNI, termasuk pembangunan dan perluasan wilayah sebesar Rp 98 miliar.

Uang yang diberikan oleh Kemendikbud diakui Intan akan tetap digunakan untuk menjalankan kehidupan MNI, mulai dari operasional hingga penambahan kapasitas dan kualitas dengan tujuan MNI mendapat kepercayaan internasional sebagai museum yang memiliki standar.

"Kami tengah mengupayakan agar benda-benda sejarah dari Indonesia yang berada di luar negeri dapat kembali pulang ke Tanah Air, maka dari itu kami sedang mengejar standar kualitas agar mereka dapat mempercayakannya kepada kami," kata Intan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER