Kesabaran Bunda Iffet Bantu Slank Lepas dari Narkoba

Nadi Tirta Pradesha | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 07:32 WIB
Demi sembuh, Slank sampai harus vakum dan membangun semacam benteng di markasnya, Gang Potlot. Biaya pengobatan seorang sampai puluhan juta rupiah.
Slank pernah terjerumus dalam lembah hitam narkoba. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Perempuan 78 tahun itu juga mengisahkan bagaimana usaha Slank menolak bandar narkoba masuk ke markas mereka. Pada awal 2000-an ketika Bimbim, Kaka, dan Ivanka memutuskan untuk tidak lagi memakai narkoba, lingkungan Potlot pun mendukung dengan membentengi markas ini agar para bandar tak bisa menyusup.

Menurut kisah Bimbim, Bunda Iffet juga sampai harus menyita ponsel dan dompet mereka. Slank mendapat pengawalan ketat dari sekuriti ke mana pun mereka pergi. Slank bahkan harus vakum dari konser mereka, menunggu supaya proses detoksifikasi selesai. Potlot jadi semacam benteng sekaligus panti rehabilitasi.

"Dibantu polisi segala macam, banyak yang jaga. Jadi Bunda tidak kasih uang, tidak kasih HP. Dia pergi ke mana-mana dikawal. Kan waktu itu sementara kita vakum dulu, kita belum berani soalnya banyak orang masuk. Usaha paling parah itu menjaga biar bandar enggak masuk," ujar Bunda Iffet mengenang masa lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses rehabilitasi Slank sendiri bukan sesi instan. Menurut Bunda Iffet, proses detoksifikasi sendiri berlangsung beberapa tahun, kemudian masuk tahap medis. Tak disangka, ternyata obat untuk organ hati yang terkena dampak narkoba tidak murah.

"Waktu rehab sudah dirumah aja, begitu selesai berapa tahun, udah sembuh baru ke medis. Nah itu yang mahal, pemakai narkoba itu kena di paru-paru  dan hati. Itu yang kena. Kayak Bimbim itu dia sekali suntik Rp 35 juta," ucap Bunda Iffet lagi. "Virusnya di hati enggak mati, cuma disuntik sampai (badannya) betul-betul enggak kuat lagi disuntik," lanjutnya.

Pengalaman itulah yang mendorong Slank kini bekerja sama dengan BNN untuk menyosialisasikan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Program itu memungkinkan penyalahguna narkoba tak dijerat hukum, melainkan direhabilitasi hingga sehat dan tidak dipungut biaya. Bunda Iffet sendiri menyarankan pada orang tua yang mengalami hal serupa dengannya supaya sabar dan memberi contoh melalui tindakan.

"Percuma kita ngomong sama orang pakai narkoba, itu enggak masuk di otaknya. Bukan masuk kuping kiri keluar kuping kanan, tapi enggak masuk sama sekali. Jadi lebih baik kita kerja tapi tidak pake mulut," ujarnya yakin.

Ia sendiri butuh waktu untuk masuk ke otak personel Slank. Pakai narkoba sejak 1994, baru dua tahun kemudian Bunda Iffet mencoba masuk. "Dari 1996 sampai 2000 Bunda enggak pake ngomel, kalau mau bangunin saja dua jam, karena orang narkoba kan harus pakai dulu. Tapi kita enggak bisa maksa atau nyuruh. percuma, capek," katanya sembari tersenyum.

(rsa/rsa)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER