-- Sepanjang 2015 ini, Indonesia seolah mendapat keistimewaan dari Hollywood. Beberapa film jagoan
mereka melakukan rilis pertama kalinya di Indonesia.
Jelas bukan film sembarangan, karena memiliki bujet dan target pendapatan besar. Selain itu, film maupun aktor pemerannya memiliki penggemar dalam jumlah besar di Indonesia.
, berikut film-film box office Hollywood yang memilih Indonesia sebagai yang area pertama dirilisnya film box office.
Masyarakat Indonesia dikejutkan dengan dirilisnya film para jagoan Marvel ini untuk pertama kalinya di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung,
screening besar-besaran diadakan untuk menyambut film yang dianggap
masterpiece oleh Marvel dan Disney tersebut.
Avengers: Age of Ultron dijadwalkan rilis di Amerika Serikat, pada 1 Mei 2015. Namun, pencinta film di Indonesia pertama kali melihat Robert Downey Jr. pada 22 April dengan premiere diadakan di Gandaria City, Jakarta Selatan.
"Kami sangat senang dapat hadir dan menayangkan tayangan perdana
Avengers: Age of Ultron ini di Indonesia mulai 22 April 2015," kata Amit Malhotra, General Manager Studio Entertainment The Walt Disney untuk kawasan Asia Tenggara, dalam keterangan pers.
Ia berkata melanjutkan dengan menyebutkan alasan, "Indonesia dipilih menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang pertama kali menayangkan sekuel ini karena brand Marvel memiliki penggemar yang luar biasa di sini."
Film yang didistribusikan oleh Disney tersebut juga menggunakan Luna Maya sebagai ikon. Ia ikut mempromosikan film yang kini meraih pendapatan US$1,37 miliar tersebut. Luna didapuk menjadi Black Widow, atau Natalia Romanova.
[Gambas:Youtube] Kisah para makhluk kuning cebol ini sudah memikat jutaan penggemarnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Para
minion muncul pertama kali memikat hati di
Despicable Me (2010) yang menuai kesuksesan dengan pendapatan US$543,1 juta.
Kesuksesan tersebut coba diulang di
Despicable Me 2 yang dirilis, pada 2013. Illumination Entertainment rupanya masih menuai untung dari tawa para penonton dengan meraup angka yang lebih besar, US$970,8 juta.
Ketika dorongan publik masih besar untuk melihat para minion beraksi, akhirnya dirilis
Minions sebagai kisah prekuel tentang perjalanan makhluk
immortal tersebut mencari tuan yang jahat.
Minions dijadwalkan rilis di Amerika Serikat, pada 10 Juli 2015. Namun ada beberapa lokasi yang dipilih Universal Pictures selaku distributor menjadi lokasi perdana sebelum pasar Negeri Paman Sam. Lokasi tersebut adalah London, Jakarta, dan Sidney.
Makhluk kuning yang gemar menyanyi, bermain, dan buat kerusuhan tersebut mulai rilis di Jakarta, pada 17 Juni yang lalu. Publik pun menyambut dengan cukup antusias ketika para minion akhirnya tayang di layar lebar.
Meski telah dinanti sejak lama, namun tampaknya jalan
Minions menguasai pasar Indonesia agak terganjal. Lantaran sepekan sebelum tayang di Indonesia,
Jurassic World telah lebih dahulu tayang dan merajai banyak layar bioskop se-Indonesia.
[Gambas:Youtube] Film waralaba yang mengandalkan aktor Arnold Schwarzenegger ini memilih Asia, termasuk indonesia, sebagai lokasi rilis perdananya per 24 Juni kemarin. Di negara asalnya, Amerika Serikat, film ke-lima serial Terminator ini akan dirilis pada 1 Juli mendatang.
Terminator Genisys merupakan film yang mengajak penonton untuk kembali ke cerita awal
Terminator ketika dirilis pada 12 Mei 1984. Kisahnya menceritakan kelahiran Skynet yang menjadi inti cerita dari serial
Terminator.
Karya James Cameron yang berbudget US$170 juta ini tampaknya mengharapkan banyak hal dari rilis perdana di Indonesia setelah kesuksesan demi kesuksesan direguk serial pendahulunya.
The Terminator, sebagai pendahulu, hanya dengan modal US$6,4 juta sanggup meraih total pendapatan US$78,4 juta. Di
Terminator 2: Judgment Day, James Cameron masih sanggup mengumpulkan pendapatan US$519,8 juta. Begitu pula dengan serial ke-tiga,
Terminator 3: Rise of the Machines, meski pendapatan mulai menurun dengan lepasnya James Cameron.
Tampaknya komposisi James Cameron dengan Arnold Schwarzenegger adalah bumbu rahasia yang menjadikan
Terminator laku keras di pasaran, lantaran di versi lain,
Terminator Salvation, keuntungan yang diperoleh tidaklah terlalu besar, kalau tidak ingin dibilang jatuh bergelimpangan.
Setalah kejatuhan
Terminator Salvation, Paramount Pictures selaku distributor tak ingin hal itu terjadi kembali di serial Terminator berikut yang ia distribusikan. Meski tanpa menggandeng James Cameron, setidaknya Indonesia sebagai pasar yang besar menjanjikan hal tersebut sebagai uji coba.
[Gambas:Youtube] Belum hilang kengerian yang merasuki benak jutaan penonton ketika melihat teror demi teror dalam
Insidious (2010) dan
Insidious 2 (2013), lalu tahun ini datang babak ke-tiga serial James Wan tersebut di Indonesia.
Insidious 3 tayang di Indonesia per 2 Juni 2015, sedangkan waktu rilis prekuel
Insidious pertama itu di Amerika Serikat adalah 5 Juni 2015.
Entah apa yang melatar belakangi Sony International memilih membuat ketakutan penonton Indonesia yang memiliki takhayul beraneka rupa jenis setan tersebut. Yang jelas,
Insidious 3 menjadi film yang ditakuti sekaligus membuat penasaran untuk ditonton.
Jejak teriakan dua film sebelumnya sukses menjadi pemikat masyarakat Indonesia yang ingin tahu kengerian selanjutnya dari petualangan si cenayang tua, Elise Rainer. Meski selama film diputar, banyak penonton menutup mata karena tak tahan melihat teror sang hantu.
Insidious 3 mengisahkan prekuel dari film pertama. James Wan sempat menjanjikan bahwa kengerian film ke-tiga ini akan lebih mencekam dibandingkan dua film sebelumnya. Namun, meskipun efek trauma lebih besar di film pertama,
Insidious 3 memiliki bobot cerita yang lebih kompleks.
Tetapi tampaknya bobot tersebut tidak berlaku di pasar, film ke-tiga ini menjadi film dengan pendapatan terkecil yaitu lebih dari US$78 juta dengan modal awal US$10 juta.
[Gambas:Youtube] Serial waralaba
Mad Max telah dimulai sejak 1979, dan sejak saat itu, tampaknya pasar masih menginginkan ketegangan demi ketegangan dari karya sutradara Australia, George Miller.
Serial perdananya yang dibintangi oleh Mel Gibson, rilis pada 12 April 1979. Kala itu, biaya yang dipakai hanyalah A$400 ribu, namun film ini sanggup membuat tiga distributor raksasa Village Roadshow Pictures, American International Picture, dan Warner Bros, rela bersama-sama menjual film ini.
Hasilnya adalah
Mad Max versi 1979 meraih keuntungan berlipat-lipat ganda dengan total pendapatan US$100 juta dan ditabalkan sebagai film dengan keuntungan tertinggi versi Guinness Book of Records dan memulai "Australian Wave" kala itu.
Meski masih ditangani oleh George Miller, keuntungan berlipat ganda di serial pertama agaknya menjadi beban bagi film-film
Mad Max setelahnya. Serial
Mad Max berikutnya tak sefantastis serial pertama.
Serial ke-empat,
Fury Road akhirnya ditangani oleh Warner Bros. Demi memulai kembali keuntungan yang besar, perusahaan distributor asal Los Angeles itu pun menyasar Indonesia, tetangga negara asal
Mad Max, Australia, sebagai tempat rilis perdana.
Mad Max Fury Road dirilis perdana di Indonesia dan Australia, pada 14 Mei 2015, dan baru tayang di Amerika sehari setelahnya, 15 Mei 2015. Kini,
Mad Max ke-empat ini baru mengantongi US$374,4 juta dari modal sekitar US$150 juta. Tampaknya Indonesia tidak terpancing oleh
Australian Wave milik
Mad Max.[Gambas:Youtube] Bila dirunut-runut, film inilah yang pertama kali mengadakan
premiere secara komersil di Indonesia, pada tahun ini.
Cinderella merupakan kisah klasik kartun Disney yang kemudian diangkat dalam wujud manusia.
Walt Disney selaku empunya cerita dan distributor menyadari betul betapa laris dagangan dan kisah Disney di Indonesia.
Pihak Disney di Indonesia bahkan membuat duta promosi
Cinderella yang pertama kali ada di Asia untuk ikut meramaikan euforia sang upik abu ini. Duta promosi tersebut diemban oleh Sandra Dewi.
Sandra Dewi sukses menjadi Cinderella "KW" ketika pemutaran perdana di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, pada 11 Maret 2015.
Cinderella sendiri baru
premiere komersil di Amerika Serikat, pada 13 Maret 2015.
Dengan budget US$95 juta, film yang dibintangi oleh Cate Blanchett, Lily James, dan Richard Madden, dan disutradarai oleh Kenneth Branagh ini sanggup meraup lebih dari US$538,5 juta.
Film ini awal kali tayang pada Berlin International Film Festival, pada 13 Februari 2015, dan mendapatkan banyak kritikan secara positif dari para kritikus film.
[Gambas:Youtube]