Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa aktor bernama besar di Hollywood melekat dengan peran mereka sebagai
superhero, baik dalam film bernaskah baru atau adaptasi komik. Sebut saja, Ben Affleck.
Walau film debut sang aktor sebagai
superhero buta asal Hell's Kitchen,
Daredevil (2003), direspon negatif oleh kritik dan pasar, toh karakter Daredevil tetap lekat dengan Affleck.
Berikutnya, Affleck didaulat memerankan Batman dalam
Man of Steel: Dawn of Justice, yang akan berhadapan dengan Superman. Boleh jadi film yang akan dirilis pada 2016 ini menjadi titik balik baginya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terhitung Bataman adalah peran
superhero ke dua Affleck setelah Daredevil. Jelas bukan peran mudah lantaran harus meneruskan Batman garapan Christoper Nolan yang dibintangi Christian Bale.
Bolak-balik kebagian peran
superhero yang berbeda memang bukan fenomena baru. Berikut ini, beberapa aktor dan aktris Hollywood yang pernah memerankan lebih dari satu karakter
superhero.
Melambung bersama Matt Damon di Good Will Hunting (1997), Affleck berjudi dengan perannya sebagai Matt Murdoch/Daredevil, pada 2003. Di film yang mempertemukannya dengan Jennifer Garner (menikah pada 2005, bercerai sepuluh tahun kemudian), kisah Daredevil jauh dari mengesankan.
Namun 13 tahun kemudian, Affleck kembali berperan dari superhero adaptasi komik. Tak tanggung-tanggung, kali ini, Affleck berperan sebagai Batman sekaligus menerima estafet dari Christian Bale yang enggan kembali menjadi Burce Wayne.
Di bawah arahan Zack Synder, bersama Henry Cavill (Superman) dan Gal Gadot (Wonder Woman), mungkin saja Affleck dapat meneruskan Batman pasca trilogi Dark Knightdi hari tua dengan apik.
Chris Evans baru lima tahun berakting secara profesional, saat dirinya didaulat menjadi Human Torch dalam Fantastic Four (2005).
Dalam film medioker tersebut, akting Evans tak impresif namun figur Evans lekat sebagai Human Torch pertama di layar lebar.
Kariernya sebagai superhero justru berubah drastis enam tahun kemudian, saat ia memerankan Steve Rogers/Captain America dan mampu memberikan akting berkualitas
Meski begutu, sebagai film, kegemilangan Captain America: The First Avenger tak mampu setara dengan superhero keluaran Marvel Studios, yaitu Iron Man.
Dalam The Avengers (2012), Captain America: The Winter Soldier (2014) dan Avengers: Age of Ultron (2015), Evans menampilkan akting berkualitas.
Kini, Chris Evans sebagai Captain America adalah karakter yang sulit dicari celanya, atau pengganti yang lebih pas daripadanya.
Akting perdana Reynolds sebagai superhero justru bukanlah peran utama, memerankan prajurit Wade Wilson dalam Wolverine: Origins (2009) Reynolds hanyalah pemeran pembantu. Dua tahun kemudian, Reynolds mengambil peran sebagai Hal Jordan/Green Lantern.
Alih-alih peningkatan kualitas, akting Reynolds dan Green Lantern keseluruhan memberikan argumen kuat bahwa komik superhero tak harus diadaptasi ke dalam film jika tak ingin mengalami degradasi kualitas drastis.
Respon kritik dan pasar yang sangat negatif kemudian menyetir Reynolds jauh dari peran-peran superhero.
Reynolds beruntung karena sebelumnya sudah berperan sebagai Wade Wilson. Wilson adalah Deadpool, superhero/prajurit super immortal bermulut sarkas yang kerap berinteraksi dengan penonton (breaking the fourth wall).
Deadpool akan dirilis, pada awal 2016, dan saat trailer-nya diputar di Comic Con San Diego 2015, mendapat respon positif dan bukan tak mungkin Reynolds akan mendapat kesempatan ke dua seperti Affleck.
Dalam trilogi X-Men arahan Bryan Singer Berry berperan sebagai Ororo Munroe/Storm. Akting Berry sebagai Storm cukup impresif dan terbilang ikonik. Harus diakui, tak banyak karakter superhero berlatar Afrika (Munroe dikisahkan dalam komik X-Men berasal dari Afrika), yang diperankan oleh aktris kulit hitam dan dikenal secara global seperti Berry sebagai Storm.
Berry justru tersandung ketika menjadi pemeran utama di Catwoman (2004). Film ini tak setia dengan cerita latar Catwoman di komik dan hanya mengambil nama Catwoman untuk mengembangkan cerita sendiri. Walau akting Berry tetap impresif di film ini, namun secara keseluruhan mutu film ini tak dapat diselamatkan, bahkan bisa dibilang buruk.
Figur Berry yang sudah terlanjur melekat dengan Storm pun diteruskan hingga film X-Men terbaru, X-Men: Age of Apocalypse (2016). Berry hingga kini sudah berakting dalam lima film X-Men. Kualitas akting Berry sebagai Storm mampu membuat penonton melupakan buruknya Catwoman.
Aktor ini merupakan dua kali nominator Oscar, pemenang Golden Globe dan Screen Actors Guild, namun prestasi tersebut tak menghentikan Cage memilih/mengeksplorasi peran-peran yang seakan acak. Kebangkrutannya merupakan salah satu sebab Cage melakukan hal tersebut.
Salah satu peran paling aneh untuk Cage adalah sebagai Johnny Blaze/Ghost Rider. Film yang dirilis, pada 2007, ini merupakan adaptasi dari komik Marvel, keanehan lain yang menyertai film ini selain Cage adalah respon negatif dari kritik namun berhasil mengeruk keuntungan. Sekuel Ghost Rider: Spirit of Vengeance juga mengulang hal yang sama, buruk secara kritik namun mendulang untung.
Film superhero Cage berikutnya diacungi jempol oleh kritik dan mendapat respon positif dari pasar. Dalam Kick-Ass (2010), Cage berperan sebagai Big Daddy dari Hit-Girl (Chloe Moretz), keduanya adalah manusia biasa yang menguasai senjata (tajam dan api), teknik bela diri dan memiliki kemampuan akrobatik.
Sekuel Kick-Ass 2 (2013) justru terhitung gagal di pasaran dan direspon buruk oleh kritik. Cage tak terlibat dalam film ini karena tokohnya sudah terbunuh di film pertama.
Baru-baru ini sutradara seri Kick-Ass, Matthew Vaughn ingin memproduksi film ketiga yang mengisahkan Big Daddy dan Hit Girl saja. Ini mungkin saja kekuatan superhero Cage yang sebenarnya.