Jakarta, CNN Indonesia -- Saat remaja, Pete Docter dianggap aneh. Ia sangat mudah jadi sasaran bulan-bulanan. Seorang teman sekelasnya mendeskripsikan Docter sebagai anak sangat tinggi, super canggung, dan punya suara puber yang kasar.
Namun lihatlah bertahun-tahun kemudian. Docter kini dikenal sebagai sutradara film-film animasi sukses. Ia merupakan sosok di balikkisah dan karakter fenomenal
Toy Story, A Bug's Life,
WALL-E, dan
Monster University. Docter pun pernah memenangi Oscar lewat
Up.
Docter tertarik pada film animasi sejak usia delapan tahun. Padahal keluarganya dekat dengan musik. Ia lantas mengasah ketertarikannya pada animasi di California Institute of the Arts di Valencia, California.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, pria 46 tahun itu disibukkan film baru,
Inside Out. Animasi tentang isi pikiran remaja perempuan itu telah dirilis 19 Juni lalu di Amerika Serikat, namun baru ditayangkan pada 19 Agustus mendatang di Indonesia. Khusus itu, Docter pun mengunjungi langsung negeri ini.
Rabu (5/8) di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta ia didampingi asisten sutradara Ronnie del Carmen. Siang tadi mereka bersama media menonton film bersama media, lalu melakukan wawancara. Jakarta merupakan kota ke-dua dari tiga kota di Asia Tenggara yang dipilih Disney untuk promosi film produksi Disney Pixar itu.
Kota lain adalah Kuala Lumpur dan Manila. Selain promosi, Docter dan Carmen juga akan memberi pelatihan film singkat kepada para sienas di Binus University, Kamis (6/8).
Kepada CNN Indonesia Docter mengatakan, tidak mudah membuat film animasi, apalagi sekelas produksi Pixar. "Sebuah tantangan untuk menjaga kreativitas tetap jalan, apalagi dalam proyek yang butuh waktu tidak sebentar. Pasti sangat membosankan," Docter mengatakan.
Namun puluhan tahun bergabung dengan Pixar--Docter masuk sejak 1990--Docter banyak belajar untuk tetap menjaga kreativitasnya. Pria yang juga Wakil Presiden untuk anak perusahaan Disney itu mengaku belajar dari banyak sosok kreatif di Pixar selama beberapa dekade.
"Saya juga setiap hari melihat sesuatu dan membuat pikiran saya terbang ke mana-mana. Saya orangnya memang serba antusias," ucapnya. Bisa dibilang, imajinasi Docter bisa sangat liar. Meski begitu, ia sadar setiap manusia punya imajinasi yang perlu dihormati.
Ia memang kerap beradu argumen jika membahas proyek baru bersama Pixar. Tak terkecuali pembuatan
Inside Out. Ia menceritakan idenya kepada Carmen, lalu mereka berdiskusi soal ide yang tepat untuk filmnya. Docter terkadang bersikeras, tapi juga harus pula mengalah.
"Kuncinya adalah, bagaimana kita bekerja dengan orang lain. Uji ide kalian dengan yang lain untuk dapat yang terbaik. Itulah mengapa membutuhkan waktu hampir lima tahun untuk
Inside Out," kata Docter memberi saran.
"Pete sangat ingin tahu tentang segala sesuatu. Semua imajinasi keluar dari kepalanya," kata Carmen menimpali sembari seolah-olah meremas kepala Docter yang botak.
Sepanjang kariernya di Pixar, Docter tak hanya pernah bekerja sama dengan Carmen. Ia juga menggandeng John Lasseter serta Andrew Stanton membuat animasi-animasi yang dinanti.
(rsa/rsa)