Kolaborasi Apik Fitri Tropica dan Miss Tjitjih

Vega Probo | CNN Indonesia
Minggu, 30 Agu 2015 20:01 WIB
Fitri tampil apik sebagai bintang tamu lakon Pangeran Jakarta bersama kelompok seni pertunjukan Miss Tjitjih di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Fitri Tropica dalam lakon Pangeran Jakarta bersama kelompok seni pertunjukan Miss Tjitjih di GIK, Jakarta (30/8). (CNNIndonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Ehm!” sang mata-mata berdeham keras sebagai kode kepada kawan-kawannya tentang keberadaan kolonial Belanda. Jangan bayangkan mata-mata berwajah dingin dan bengis.

Mata-mata yang satu ini justru mengundang tawa, karena diperankan oleh si kocak Fitri Tropica. Penampilannya pun anggun berkebaya putih dan kain batik biru. Rambutnya digerai alami.

Fitri tampil sebagai bintang tamu lakon Pangeran Jayakarta bersama kelompok seni pertunjukan Miss Tjitjih di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia lantai lima, Jakarta, pada Minggu (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebetulan ia kebagian peran sebagai mata-mata yang bertugas menyusup ke bala tentara kolonial Belanda. Selain berdeham, ia juga memberi kode lain dengan menyanyi "la la la."

Kehadiran Fitri di antara para pemeran seni pertunjukan Miss Tjitjih tentu saja membawa kesegaran tersendiri, terutama lewat gaya centil dan celetukannya yang kocak.

Hebatnya, kehadiran artis yang dipersunting Irvan Hanafi, pada 2014, ini bisa menyatu dengan seluruh pemeran. Padahal mereka sama sekali tak berlatih, hanya briefing beberapa jam sebelumnya.

Kelompok seni pertunjukan tradisional Miss Tjitjih biasanya tampil di gedung mereka sendiri di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur. Ini untuk pertama kali mereka tampil di GIK.

Kali ini, membawakan lakon Pangeran Jayakarta. Dikisahkan sang pangeran dan segenap rakyat di pesisir Sunda Kelapa bertekad mengusir kolonial Belanda dari Tanah Batavia.

Agar bisa menembus pasukan kolonial Belanda, Pangeran Jayakarta menempatkan mata-mata (Fitri) untuk menyusup dan memperdayai mereka, hingga bisa ditundukkan dan dienyahkan dari Tanah Batavia.

Fitri, si mata-mata pun menyusup. Ketika posisinya sudah begitu dekat dengan kolonial Belanda, ia memberi kode kepada kawan-kawannya dengan berdeham dan bernyanyi.

Sigap, Pangeran Jayakarta dan kawan-kawan menyerbu, namun kolonial Belanda menembaki mereka. Sang Pangeran pun gugur. Sampai di sini pertunjukan berakhir, diiringi tepuk tangan penonton.

Fitri Tropica luwes membaur dengan kelompok seni pertunjukan Miss Tjitjih di GIK sekalipun tanpa sesi latihan. (CNNIndonesia/Vega Probo)
Ditemui seusai pertunjukan, Fitri mengaku senang, karena kebetulan ia sendiri orang Sunda yang biasa bercanda, apalagi ia juga sudah punya pengalaman berteater.

“Dulu, waktu SMP saya ikut teater, lakon Putri Salju, kebagian peran sebagai kaca,” kata Fitri centil. Ia mengaku senang kru Miss Tjitjih sekalipun lebih senior tapi tak menganggapnya junior.

Penampilan Fitri sebagai bintang tamu yang mampu membaur secara luwes dengan segenap anggota kelompok Miss Tjitjih mendapat pujiang dari salah seorang pentolannya, Dadang.

“Teh Fitri juga terlatih improve di televisi, jadi hampir tidak ada kesulitan, walaupun tidak ada latihan, hanya pengarahan dari sutradara selama satu jam,” kata Dadang.

Kesempatan tampil di GIK diakui Dadang tak menjadi masalah sekalipun selama ini biasa tampil di gedung sendiri di kawasan Cempaka Putih.

“Kesenian tradisional harus selalu siap di kondisi apa pun,” kata Dadang. “Kami bahagia bisa diterima di GIK ini. Tapi sebenarnya tampil di mana pun tetap bahagia.”

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER