Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara Eddie Cahyono tengah menjadi sorotan berkat film fenomenalnya,
Siti. Film itu mendulang banyak prestasi baik lokal maupun internasional. Di Indonesia, ia disebut film terbaik tahun lalu.
Kesuksesan itu membuat banyak orang menanti karya Eddie selanjutnya. Dalam sebuah acara nonton bersama di Bekasi Cyber Park, Bekasi Eddie mengungkapkan ia sedang menyiapkan proyek film terbarunya.
Kalau
Siti mengangkat tema perempuan, film baru yang masih berada dalam proses penulisan memiliki tema tentang tenaga kerja. "Judulnya
The Wasted Land," ujar Eddie memberi bocoran karya barunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, "Itu bercerita tentang seorang ibu yang ingin menemui anaknya untuk terakhir kalinya karena anaknya akan dihukum mati di China," kata Eddie.
Laki-laki berumur 38 tahun itu mengaku sangat tertarik pada cerita kehidupan tenaga kerja Indonesia. Apalagi tenaga kerja yang mengadu nasib di luar negeri meski banyak masalah "menghantui."
Tak jarang mereka terkena masalah hukum. Meski tidak sedikit yang hidup sejahtera, banyak juga yang mendapat siksa. Eddie penasaran, apa alasan mereka tetap berangkat menjadi tenaga kerja di sana.
"Misalnya mereka karena tidak punya uang, hanya karena ingin pulang kemudian dititipi barang yang ternyata malah narkoba. Di China kan membawa narkoba kena hukuman mati," ujar Eddie mencontohkan.
Eddie menyadari idenya tergolong tidak biasa untuk untuk ukuran film Indonesia. Namun, Eddie tetap yakin. Ia bahkan mengaku tidak takut jika film itu akan menimbulkan kontroversi. Eddie sudah sangat mantap dengan ide barunya.
Lagipula, proyek film baru milik Eddie dan timnya itu sudah dibawa ke ajang Busan Asian Project Market yang diadakan awal Oktober 2015. Di sana ide Eddie mendapatkan penghargaan ARTE International Prize. Hadiah sebesar enam ribu Euro atau setara Rp90 juta menjadi modal awalnya.
ARTE International Prize adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada produser dari proyek film terbaik untuk membantu pembuatan film dari segi finansial.
Meski baru proyek, film tersebut masuk ke Asia Project Market saja sudah patut diacungi jempol. Sebab, ajang itu seperti mampu "meramal" masa depan film. Karya yang masuk ke sana, apalagi berhasil mendapat dukungan, diprediksi sukses.
Selain Eddie dan
The Wasted Land miliknya, sebenarnya ada sineas lokal yang juga mengikuti ajang yang sama. Dia adalah Mouly Surya, sutradara
What They Don't Talk About When They Talk About Love.Kali ini Mouly mengunggah film terbaru dengan judul
Marlina The Murder In Four Acts. Film itu ditulis oleh Garin Nugroho. Sayangnya, film milik Mouly tak bernasib sama seperti ide Eddie. Mereka tidak mendapat penghargaan dari ajang tersebut.
(rsa)