Menjual Vinyl Lebih Menguntungan Dibanding Memajang Video

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 11:30 WIB
Menurut data BPI, keuntungan yang didapat perusahaan rekaman atas penjualan vinyl bahkan lebih banyak dibandingkan dari YouTube.
Ilustrasi. (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak delapan tahun yang lalu, penjualan piringan hitam alias vinyl di Inggris terus meningkat. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan rekaman atas penjualan vinyl bahkan lebih banyak dibandingkan dari situs layanan berbagi video, YouTube.

Sebanyak 2,1 juta keping vinyl telah terjual di Inggris sepanjang tahun 2015.

Menurut BPI (British Phonographic Industry), jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak, setelah sebelumnya terjadi pada 1994, tahun kemunculan musisi besar seperti Oasis dan Bon Jovi, dan The Beautiful South.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjualan vinyl pada tahun 2015 berhasil meraup keuntungan sebesar Rp495 miliar. Angka ini sedikit melampaui keuntungan dari YouTube dan layanan berbagi video lainnya, yaitu Rp480 miliar.

Padahal, berdasarkan informasi dari BPI, dari 2014 sampai 2015, video yang ditonton secara online telah mengalami peningkatan sebesar 88 persen hingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp524 triliun.

CEO dari BPI, Geoff Taylor, juga mengomentari soal layanan streaming untuk mendengarkan musik. Menurutnya, layanan tersebut berpotensi merusak industri musik.

“Layanan seperti YouTube bisa disalahgunakan dalam hal hak cipta. Mereka [pihak YouTube] bisa saja mengambil keuntungan, tapi dengan cara mengorbankan seniman. Konsekuensi ini akan semakin serius untuk jangka panjang," kata Taylor, seperti yang dikutip dari NME pada Senin (25/5).

"Akan sulit bagi para seniman untuk memiliki penghasilan yang layak, dan tentu saja ini akan merugikan penyedia layanan musik yang lebih inovatif, yang membayar artis-artis tersebut dengan adil," lanjutnya.

Menanggapi hal itu, dalam wawancara dengan The Guardian, juru bicara dari YouTube memberikan pembelaan, “Semakin banyak pengiklan yang hadir maka akan semakin banyak uang yang datang, hal ini juga akan meningkatkan konsumsi.”

Menurut pihak YouTube, selama bertahun-tahun industri musik kehilangan uang hingga miliaran karena tingginya tingkat pembajakan.

"Kita harus berterima kasih pada sistem manajemen, content ID, dan para pemegang hak yang memiliki control penuh atas musik mereka di YouTube. Dengan begitu, mereka dapat dengan mudah memutuskan untuk menurunkan konten tersebut atau mengambil keuntungan," kata sang juru bicara.

(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER