Masakan Manado dan Perbincangan Jokowi dengan Sineas

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 11:13 WIB
Jokowi mengundang sekitar 25 sineas untuk makan siang di Istana Kepresidenan. Ia ingin mendengar keluhan dan saran sineas atas industri perfilman nasional.
Presiden Joko Widodo kala berpidato pada di Festival Film Indonesia di Palembang, Desember 2014. (ANTARA FOTO/Feny Selly)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menggelar jamuan makan siang untuk sekitar 25 sineas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/8). Sembari menikmati khas Manado seperti ikan cakalang, ayam woku dan sayur daun pepaya, Jokowi meminta para sineas mengutarakan ide dan keluhan mereka seputar industri perfilman.

Pada forum itu, seperti diutarakan sutradara muda Wregas Bhanutedja, Jokowi lebih banyak diam. Wregas berkata, Jokowi terlihat berkonsentrasi menyimak penuturan para sineas.

"Dia seperti sedang berpikir, tidak sekedar tersenyum. Mungkin baru kali ini dia mendengarkan kondisi perfilman langsung dari sineas," ujar Wregas yang Mei lalu memenangkan Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes.
Sesi makan siang dua jam itu dimulai pukul 12.00 WIB. Jokowi didampingi Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Sineas senior seperti Slamet Rahardjo, Sheila Timothy, Nia Dinata, dan Mira Lesmana menyampaikan banyak harapan dan keluhan pada Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu poin pembicaran meja makan besar itu adalah pendidikan perfilman. Terbukanya literasi film di berbagai tingkat pendidikan akan berdampak positif untuk industri perfilman.

Sutradara Hanung Bramantyo menuturkan, film sepatutnya masuk dalam kurikulum pendidikan. Tak hanya itu, ia juga mendorong pemerintah memantik pendirian sekolah film di berbagai daerah.

"Itu akan membuat perfilman Indonesia berkembang," ucapnya.
Hanung mendorong pemerintah mengadaptasi perlakuan Amerika Serikat dan Korea Selatan terhadap industri perfilman. Tidak hanya untuk membangun citra negara, tapi juga sebagai sumber pendapatan negara melalui instrumen pajak.

Hal serupa dituturkan sutradara Riri Riza. "Film punya potensi besar. Semestinya negara bisa memanfaatkan potensi itu," kata dia.

Sementara itu, Wregas berharap pemerintah menginisiasi pemutaran film karya warga Indonesia yang menang di festival internasional ke pelbagai kalangan masyarakat.

"Kemarin pemerintah menyatakan olahraga dapat mengharumkan nama bangsa. Film juga bisa melakukan hal yang sama," ucapnya.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER