Jakarta Biennale 2017 Optimistis Angkat Tema 'Jiwa'

Rahman Indra | CNN Indonesia
Minggu, 05 Feb 2017 16:01 WIB
Untuk memahami seni, seseorang tidak bisa mengabaikan sejarah seni di masa lampau. Tema ‘Jiwa’ tahun ini menghadirkannya kembali.
Salah satu karya dalam perhelatan Jakarta Biennale 2015. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya untuk memahami seni budaya Indonesia tak bisa dilepaskan dari sejarah seni masa lampau. Bagaimana mungkin dapat memahami karya seni hari ini, jika tidak melihat apa yang sudah ada dan dibangun di masa silam.

Pemikiran itulah yang kemudian disampaikan Melati Suryodarmo, Direktur Artistik Jakarta Biennale 2017, sebagai pijakan gelaran pameran seni akbar dua tahunan yang akan digelar pada 4 November – 11 Desember mendatang di Jakarta.

Ia mengatakan, ‘Jiwa’ sebagai tema yang diusung Jakarta Biennale 2017 merupakan landasan pertukaran pemikiran tentang berbagai isu dan pertanyaan atas seni dan budaya kontemporer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Seperti gelaran tahun sebelumnya, kali ini kami juga akan tetap membuat kemudahan akses buat publik dalam mengapresiasi karya seni, dan membuatnya mudah dalam hal menyampaikan pesan,” ujar Melati saat ditemui di Galeri Cipta 3, Taman Ismail Marzuki Jakarta, akhir pekan lalu.

Bertindak sebagai Direktur Artisik, Melati ditunjuk karena kiprahnya sebagai seniman pertunjukan seni yang berpengalaman baik di kancah seni lokal, maupun global. Baru-baru ini, bersama Ade Darmawan dan Eddy Susanto, ia juga menjadi salah satu seniman yang memamerkan karya di Singapore Biennale 2016.

“Menghadirkan perjalanan awal sejarah seni rupa Indonesia, bertujuan menemukan keterhubungannya dengan masa kini,” ungkap Melati beralasan.

Beberapa hal yang akan dihadirkan diantaranya melalui berbagai jalur silsilah budaya, polemik yang pernah muncul pada tokoh dan peristiwa seni, serta kritik seni yang pernah ada
baik yang terungkap maupun yang tersembunyi atau terlupakan.

Jika gelaran sebelumnya Jakarta Biennale menghadirkan karya 70-an seniman, tahun ini kata Melati ia dan tim kurator akan memilih 45 seniman, dari dalam dan luar negeri. Jumlah ini diputuskan atas beberapa pertimbangan, termasuk skala perhelatan pameran dan bujet.

Selain pameran seni, gelaran dua tahunan itu juga mengusung sejumlah program lainnya yang juga terkait dengan tema Jiwa, di antaranya seri penerbitan buku terkait penulisan kritis tentang sejarah seni Indonesia masa kini.

Jakarta Biennale 2017 dijadwaklan akan berpusat di Gudang Sarinah Ekosstem, dan di sejumlah museum di Jakarta, seperti Museum Sejarah Jakarta, Museum tekstil, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Taman Prasasti, dan Museum Wayang.

Empat kurator terpilih

baca berikutnya...

Empat kurator terpilih Jakarta Biennale 2017

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER