Selain karya Rebellionik, karya lain yang tak kalah menarik ada Meladori Magpie, karya Emte. Terinspirasi dari lagu band terkenal Smashing Pumpkin, Emte menghadirkan karya dari bahan keramik yang dikunci dan dirantai dengan kuat. Keramik berwarna putih itu dihiasi berbagai tulisan dan coretan biru yang menyiratkan tentang benda kuat, rapat, akan tetapi tetap saja rentan pecah.
Melalui kreasi yang berukuran 40 x 40 x 40 cm ini, Emte mengaku ingin mewakili pandangan kaum pria pada umumnya tentang patah hati: tutup dan kunci kenangan yang dulu pernah terasa manis. Namun, seberapa erat para pria yang patah hati ini mencoba menutup hatinya, sifat dasar manusia masih saja rapuh dan rentan untuk retak, seperti keramik yang mudah pecah.
"Harapan adalah akar dari patah hati. Kotak dengan materi keramik yang bersifat mudah pecah menggambarkan sifat yang sama rapuhnya dengan hati manusia. Tersenyum saja seakan tidak ada yang salah, berpura-pura dan berbicara seolah-olah semuanya baik-baik saja," ujar Emte.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, "Kita kerap menyimpan, berusaha dengan keras menyembunyikan rasa sakit kita ke dalam sebuah kotak untuk menempatkan diri kita yang lebih baik. Namun, seberapa erat kita mencoba untuk tutup, kotak tersebut pun rapuh dan rentan untuk retak."
Berjarak dari karya Emte, Monica Hapsari membuat kreasi seni berjudul
Niskala yang membuat penasaran. Ia menyuguhkan sebuah instalasi elektromagnetik yang melayang di atas semburat pasir putih di dalam kotak kaca.
Dalam pembuatan karyanya ini, Monika percaya bahwa patah hati bukan hanya berandil pada manusia, tapi juga kehendak takdir atau alam semesta. Patah hati pun dianggapnya sebagai sebuah fenomena alam di bawah kehendak semesta dan takdir.
Ilustrator sekaligus penyanyi latar band Pandai Besi ini berpandangan, meski secara fisik saling berdekatan atau dipaksakan untuk bersama, dua manusia tidak akan pernah bersatu karena tunduknya kekuatan mereka pada kekuatan lebih besar yang tidak terlihat, namun sangat nyata adanya.
"Semua hal yang hakiki adalah selalu sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Kekuatan semestalah yang mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai atau memisahkannya kembali. Perpisahan pasangan hidup terkadang terjadi bukan karena keduanya tidak cocok satu sama lain atau berhenti mencintai, melainkan memang sudah menjadi kehendak kekuatan semesta dan hakikat takdir itu sendiri," katanya.
Monica menyimpulkan, patah hati merupakan tragedi yang terjadi untuk sesuatu yang lebih baik di masa depan dan hanya akan bisa dipahami suatu saat nanti, ketika kedua belah pihak sudah sepenuhnya tunduk dan menyerah.