Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas teater lokal nonprofit, Jakarta Performing Arts Community (JPAC), bakal mementaskan drama musikal dari tahun 1957 karya Arthur Laurents, West Side Story. Ini bakal jadi pementasan Broadway berlisensi pertama di Indonesia oleh komunitas lokal. JPAC mendapatkan lisensi itu dari Music Theatre International.
Lisensi yang berlaku selama 60 hari itu merupakan izin resmi penggunaan cerita dari pementasan aslinya. Sutradara pentas itu, Fonnyta Amran menyatakan lisensi menunjukan legalitas dari drama yang dibawakan.
Fonnyta menjelaskan untuk mendapatkan lisensi itu tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan waktu lama. Pasalnya, West Side Story merupakan produksi klasik yang sudah lama tidak dimainkan, sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan lisensi, tidak seperti yang sedang dipentaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, untuk mendapatkannya mesti mengikuti standar dan ketentuan yang berlaku.
"Enggak sulit, harus ada keinginan dari komunitasnya. Tidak murah memang, harganya sampai ribuan dollar, dan banyak syarat dan ketentuannya," kata Fonnyta saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/4).
Fonnyta menyebut ada beberapa ketentuan seperti naskah dan dialog yang tidak boleh diubah. Meski mengaku kesulitan menyesuaikan ketentuan itu dengan para pemain, Fonnyta tetap mempertahankannya karena ada keuntungan lain yang didapat.
Menurut Fonnyta, jika sudah mendapatkan lisensi, maka pementasan teater itu akan berada di bawah pantauan komunitas teater internasional.
Angkat Cerita Perseteruan AntarkelompokMeski berasal dari kisah 60 tahun lalu, Fonnyta menyatakan dia dan JPAC memilih West Side Story dengan alasan masih sangat relevan dengan yang terjadi di Indonesia.
"Masih relevan banget karena ada diskriminasi sosial, ada perseteruan antarkelompok, yang satu merasa dirinya benar, yang satu juga sama. Pas sekali," tutur Fonnyta.
Teater dengan musik dari Leonard Bernstein dan lirik oleh Stephen Sondheim ini berkisah tentang dua geng yang berseteru karena perbedaan ras, pendapat, juga prasangka. Anggota dari dua kelompok itu, Tony dan Maria saling jatuh cinta.
Kisah cinta mereka tak disetujui oleh keluarga dan para sahabat. Alhasil, cerita cinta itu mengakibatkan perseteruan yang penuh kekerasan dan tragedi.
Melalui cerita ini, Fonnyta menyebut JPAC ingin mengajak para penonton menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. West Side Story membawa pesan tentang cinta dan perjuangan dengan latar belakang perbedaan ras dan identitas saat isu SARA sedang marak belakangan ini.
Kisah West Side Story merupakan drama legendaris yang memenangkan berbagai penghargaan tertinggi di Tony Awards dan bahkan menyabet 10 Academy Awards, termasuk Film Terbaik.
Berstatus sebagai drama musikal membuat Fonnyta kesulitan mencari pemain yang tak hanya jago akting, tapi juga menyanyi dan menari.
Untuk mencari pemain berkualitas, JPAC mesti melakukan dua tipe audisi yakni akting dan menari. Sebelum melakukan audisi, calon pemain sudah dibekali dengan monolog, nyanyian klasik dan gerakan tari seperti balet, jazz dan kontemporer yang mesti dibawakan.
Untuk perempuan ada audisi untuk karakter Maria dan Anita, sedangkan pria untuk tokoh Tony dan Riff. Sang koreografer, Elhaq Latief mengungkapkan, banyak yang mencoba untuk Anita ketimbang Maria yang merupakan pemeran utama.
"Maria banyak sekali adegan menyanyi dan menarinya, dan tidak semua bisa memiliki suara yang kuat dan tebal seperti Maria," kata Elhaq. Saat audisi pula, lebih banyak ditemukan pemain perempuan ketimbang laki-laki. Hal ini ditengarai karena dalam budaya Indonesia laki-laki tidak menari.
"Kami punya standar sendiri dan tidak banyak yang sesuai standar itu, kami pilih yang terbaik dan melatih mereka sehingga sesuai standar," tuturnya.
Elhaq menjelaskan, koreografi akan diadaptasi dari pentas aslinya, dengan masih mempertahankan gerakan yang ikonis.
Pementasan yang bakal digelar pada 12-14 Mei di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki itu bakal melibatkan 49 pemain.
Dengan durasi sekitar dua jam, para lakon akan memainkan West Side Story dengan berbahasa Inggris dan menyanyikan sekitar 20 lagu. Dari cuplikan yang diperlihatkan kepada media, teater ini nampaknya bakal dipenuhi dengan tarian khas drama musikal dan dan nyanyian klasik ala seriosa.
Tiket pertunjukan bisa didapat mulai dari Rp100 ribu hingga Rp300 ribu rupiah.