HUT JAKARTA

Yang Tersisa dari Kampung Artis dan Kapal 'Mesum' Tangkiwood

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2017 08:07 WIB
Tangkiwood dahulu adalah kampung artis di Jakarta Barat. Itu juga pusat hiburan sejak era Belanda. Bioskop, lantai dansa sampai kapal bertirai ada di sana.
Di Jakarta Barat dahulu ada kampung artis bernama Tangkiwood. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Seperti disinggung Laila, permukiman artis di Tangkiwood tidak akan tercipta tanpa Princen Park. Itu merupakan pusat lokasi pementasan seni pada zaman itu. Artis-artis yang tinggal di Tangkiwood termasuk Laila, hanya perlu berjalan sedikit saja ke panggung sandiwara.

"Pentasnya di Lokasari, jadi tinggal menyeberang saja, ada pintunya," kata Laila.

Lokasari adalah sebutan lain untuk Princen Park.
Para seniman rutin latihan dan pentas di sana. Hampir setiap malam. Tak jarang pula mereka tur ke luar kota hingga berbulan-bulan. Princen Park adalah jantung kehidupan Tangkiwood.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya panggung sandiwara, tempat hiburan itu juga dilengkapi bioskop, restoran, hingga kelab malam. Princen Park sudah jadi pusat hiburan Ibu Kota sejak era Belanda.

Laila punya sejarah khusus dengan tempat itu. Untuk masuk Princen Park, termasuk bagi Laila yang kala itu masih remaja, dikenai tarif tertentu. Tapi ia tak mau rugi. Ia sering menyelinap dan main kucing-kucingan dengan penjaga. Laila juga tahu pintu tersembunyi.
Kelurahan Tangki dahulu dikenal dengan Tangkiwood.Kelurahan Tangki dahulu dikenal dengan Tangkiwood. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
“Mak dulu badung, sama teman-teman Mak. Kalau malas tinggal loncat naik tangga. Atau lewat pintu yang sudah digergaji sama anak-anak, muat dua badan di kolongnya. ‘Enak aja lo, gue enggak punya duit,’” kata Laila sambil tertawa mengingat kenakalannya dahulu.

Asal berhasil masuk, ia bisa menikmati bioskop dan layar tancap dengan cuma-cuma. Laila menyebut, ada lima bioskop dan satu layar tancap di lokasi terbuka di dalam Princen Park.

Bapak yang bawa perahu kan menghadap ke sono, nah berduaan deh tuh di dalam gorden.Laila Sari, artis
Ada pula lantai dansa bernama Happy Wall. Menariknya, lantai dansa itu ada di tengah danau yang terhubung dengan jembatan ke daratan. "Ada Happy Wall, itu tempat dansa, kayak restoran tapi ada musik, ada nyanyian. Nah itu adanya di tengah danau," tutur Laila.

Untuk menikmati keindahan danau, warga bisa menyewa perahu yang bakal membawa berkeliling. Perahu itu dilengkapi tirai bahkan kamar tidur. Biasanya para muda-mudi menyewa perahu itu untuk berpacaran. Bahkan ada jasa 'pacar sewaan' untuk menemani di dalam perahu.

“Mau bawa pacar sendiri juga enggak apa-apa. Wah bagus itu, antik. Bapak yang bawa perahu kan menghadap ke sono, nah berduaan deh tuh di dalam gorden,” tutur Laila santai.

Princen Park pun kini sudah tak ada, hanya menyisakan sebuah hotel bernama Prinsen Park dan plaza Lokasari Square di Jalan Mangga Besar 9. Di lokasi itu juga terdapat lahan kosong seluas dua hektar, yang disinyalir merupakan bekas lokasi pementasan terdahulu.
Princen Park kini hanya menyisakan hotel dan sebuah plaza, serta tanah lapang.Princen Park kini hanya menyisakan hotel dan sebuah plaza, serta tanah lapang. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
(rsa)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER