Jakarta, CNN Indonesia -- Band The Rollies merupakan salah satu legenda musik Indonesia. Terbentuk pada tahun 1967, band asal Bandung itu masih bertahan di dunia musik Indonesia sampai saat ini.
Pada April 2017 lalu, The Rollies genap berusia 50 tahun. Memasuki usia emas, keturunan salah satu anggota The Rollies Benny Likumahuwa, Barry, merasa perlu membuat album penghormatan yang bertajuk
Salute The Rollies.Album tersebut dibuat Barry dengan tujuan agar anak 'zaman now' mengenal legenda musik Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barry mengandeng Rhesa Aditya dan Endah Widiastuti untuk menggarap projek album tersebut. Mereka setuju mendapuk Barry sebagai pemimpin projek album penghormatan.
"Mudah-mudahan April sudah bisa rilis CD, piringan hitam dan digital. Tapi kalau enggak bisa semua, kita mau rilis satu single dulu di April," kata Barry di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (19/3) malam.
Barry mengatakan ada delapan lagu The Rollies yang dibawakan oleh delapan musisi berbeda-beda dan lintas genre.
Mereka adalah Bonita and The Hus Band membawakan lagu
Pahlawan Revolusi, Indra Azis & Adhitya Sofyan membawakan lagu
Sunshine Brotherhood, dan Endah N Rhesa dengan
Setangkai Bunga.
Lalu ada RIMA membawakan lagu
Hari-Hari, Laid This Nite untuk lagu
Astuti, TOR dengan lagu
Bad News, Glenn Fredly membawakan lagu
Kemarau, serta Dialog Dini Hari menghadirkan lagu
Hai Burung Kecil.
Pemilihan para musisi untuk album
Salute The Rollies ini bukan asal kocok. Barry menginginkan semua lagu dibawakan dengan gaya musisi masing-masing tanpa sentuhan The Rollies.
Seperti yang dilakukan oleh Bonita and The Hus Band yang membawakan
Pahlawan Revolusi secara Melayu, dan Endah N Rhesa yang menghadirkan lagu
Setangkai Bunga dengan alunan gitar akustik dan bass.
Barry menilai delapan lagu tersebut menggambarkan periode karya The Rollies dari masa ke masa, seperti era idealis bergenre jazz/funk lewat
Sunshine Brotherhood, Pahlawan Revolusi (1972), dan
Bad News (1971), kemudian masa kompromi bergenre pop lewat
Astuti (1983),
Kemarau (1978), dan
Hari Burung Kecil (1983).
Di sisi lain, ada beberapa lagu yang ingin dimasukkan tapi tersandung izin hak cipta. Beberapa di antaranya adalah
Bimbi (1978) dan
Kau Yang Ku Sayang.
[Gambas:Youtube]"Kemudian alasan memilih musisi tersebut, mereka adalah musisi yang punya warna. Mereka punya warna dan sangat konsisten dengan warna mereka, mereka enggak pernah terganggu dengan apa yang ada di industri," kaya Barry.
Barry melanjutkan, "Sejauh ini yang akan dirilis sebagai single antara lagu
Setangkai Bunga (Endah N Rhesa) atau
Hai Burung Kecil (Dialog Dini Hari). Warnanya kayanya cocok banget untuk memproyeksikan isi album."
Semua lagu tersebut direkam secara
live di Earhouse milik Endah n Rhesa. The Rollies yang sering merilis album dengan rekaman
live menjadi alasan album penghormatan direkam secara serupa.
Dalam kesempatan yang sama, juga hadir personel The Rollies. Mereka adalah bassis Oetje Tekol, Drummer Jimmy Manopo dan pemain trombin Benny Likumahuwa yang juga merupakan ayah Barry.
 Semua pihak yang terlibat dalam album penghormatan The Rollies bertajuk 'Salute The Rollies'. (CNN Indonesia/M. Andika Putra) |
Mereka semua mengucapkan terima kasih kepada musisi muda yang melestarikan karya The Rollies lewat
Salute The Rollies."Proyek ini seru. Anak sekarang bisa tahu [karya The Rollies] kalau ada musisi muda ini sebagai benang merah penerus The Rollies," kata Oetje.
Benny menambahkan, "Saya sangat menghargai proyek ini. Lagu kami dibawakan orang lain tidak apa-apa, dibawakan dengan gaya mereka tidak apa-apa. Kalau dibawakan dengan gaya yang sama, namanya jiplak."
[Gambas:Instagram] (end)