Jakarta, CNN Indonesia --
Senyawa akan merilis album terbaru bertajuk
Sujud pada Oktober mendatang.
Sujud akan dirilis dengan format piringan hitam 12 inci dan cakram padat atau
compact disc (CD).
"Kami sudah cetak masing-masing piringan hitam dan CD 100 keping," kata vokalis Rully Sabhara kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, beberapa waktu lalu.
Sujud akan menjadi album kesembilan Senyawa sepanjang karier bermusik. Terakhir band eksperimental asal Yogyakarta ini merilis album bertajuk
Bronshoj (Puncak) pada 2016 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jeda dua tahun, kata Rully, merupakan waktu yang tepat bagi Senyawa untuk melahirkan album baru. Satu tahun pertama dihabiskan untuk tur sembari sejumlah memainkan materi baru, sedangkan tahun berikutnya digunakan mempelajari konsep album.
Dari segi musik, Rully menjamin
Sujud akan berbeda dengan album-album sebelumnya. Ada instrumen baru dan gaya musik baru yang belum bisa dia bocorkan.
Dia menjelaskan album
Acaraki (2014) berisikan lagu yang padat dengan lirik dan banyak instrumen perkusi. Kata acaraki berarti meracik jamu, pada album ini Senyawa coba mencari formula yang tepat untuk musiknya.
Kemudian pada album
Menjadi (2015) banyak lagu dengan unsur Noise. Selain digunakan sebagai judul album, kata 'menjadi' juga berarti bahwa Senyawa berhasil meracik formula musik.
Selanjutnya pada album
Bronshoj (Puncak), kata Rully, seperti menemukan semua yang belum diketahui. Kata 'puncak' juga berarti bahwa Senyawa berada di puncak.
"
Sujud itu kami kembali ke tanah. Pun begitu dengan musik, bisa dikatakan kami kembali dengan dengan gaya musik kami yang lama, tapi dengan konsep baru," kata Rully.
Rully menjelaskan,
Sujud berisikan sembilan lagu. Tujuh lagu berdurasi sekitar lima menit, sementara dua lagu lain berdurasi delapan dan sembilan menit.
Setelah merilis album, Senyawa langsung menggelar tur Eropa selama dua minggu. Sampai saat ini, mereka sudah dijadwalkan tampil di Belanda, Belgia dan Swiss.
"Kami belum tahu akan
showcase album baru di Indonesia atau tidak. Kalau ada waktu yang pas, bisa," kata Rully.
Senyawa memang lebih sering tampil di luar negeri ketimbang di Indonesia. Mereka pernah tampil di Eaux Claires Festival di Wisconsin, Amerika Serikat; CTM Festival di Berlin, Jerman; Old Market Music Festival di Bristol, Inggris; Irtijal Festival, Beirut, Lebanon, dan festival bergengsi lainnya.
(adp/rea)