Jakarta, CNN Indonesia -- I.M. Pei, seorang
arsitek modernis yang sangat dihormati meninggal dunia pada Kamis (16/5) pada usia 102 tahun. Dilaporkan
CNN, hal ini telah dikonfirmasi oleh Pei Cobb Freed & Partners.
Pei adalah pria yang merancang
Museum Louvre di
Paris pada 1980-an. Ia banyak mengerjakan proyek di AS, namun sentuhan tangannya kala merancang kaca dan logam menjadi bentuk piramida di halaman utama, bersama tiga piramida yang lebih kecil dan tambahan bawah tanah yang luas menuju pintu masuk museum, merupakan karya epik.
Pei disebut sebagai arsitek asing pertama yang bekerja di Louvre dalam sejarah panjang museum tersebut. Awalnya, desain yang diajukannya amat ditentang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pembukaan museum pada 1989, The New York Times menulis piramida tersebut sebagai 'tur teknologi de force. Sangat mendetail, ringan dan hampir transparan'.
 Karya epik I.M. Pei di Museum Louvre, Paris, Prancis. (REUTERS/John Schults) |
"Piramida itu tidak banyak mengubah Louvre, bagai melayang lembut di sampingnya. Hidup berdampingan seolah dia [piramida] berasal dari dimensi lain," tulis kritikus arsitektur Paul Goldberger.
Pria kelahiran April 1917 itu meraih Pritzker Architecture Prize kelima pada 1983, disanjung lantaran idenya dianggap berkontribusi untuk keindahan abad 20, dengan 'beberapa ruang interior dan bentuk eksterior tercantik. Fleksibilitas dan keterampilannya dalam menggunakan bahan material bagai membuat puisi'.
Pei tercatat lahir di China. Berasal dari keluarga berada, ayahnya merupakan seorang bankir sementara ibunya seorang seniman kaligrafi dan pemain suling. Sang ibu memberi pengaruh besar kepada Pei, yang memilih pendidikan di AS dan menaiki perahu dari China ke San Fransisco pada 1935.
Ia bahkan tak bisa berbahasa Inggris.
Pada 1955, Pei membuka praktek jasa arsitektur di New York. Dari sana, ia memenangkan lomba desain John F. Kennedy Presidential Library & Museum pada 1964. Diberikan hanya setahun dari peristiwa penembakan Kennedy, program ini segera mencuri perhatian publik saat itu.
Disebutkan, Jackie Kennedy sendiri, secara pribadi, yang memilih desain Pei, sekalipun saat itu desain dari Louis Kahn dan Mies van der Rohe yang jadi jagoan.
"Beberapa orang berkata saya terobsesi pada geometri," kata Pei dalam dokumenter yang dibuat pada 2009. "Mungkin memang iya, tetapi itu yang saya percaya. Saya pikir, arsitektur itu seperti... geometri dalam bentuk padat."
Proyek Pei yang juga populer antara lain ada di Dallas, di Morton H. Meyerson Symphony Center (1989), di Hong Kong dengan The Bank of China Towe (1990) dan di Qatar, dengan Museum of Islamic Art.
Sejumlah modernis seperti Walter Gropius, Marcel Breuer, Alvar Aalto dan Le Corbusier diakui Pei memberi pengaruh besar terhadap karya-karyanya. Proses kerjanya lebih menyerupai evolusi, ia tak pernah menargetkan inovasi secara sengaja.
"Gaya orisinal bukan tujuan saya. Saya ingin menemukan bentuk orisinal dalam waktu, tempat dan masalah," ujar lelaki murah senyum yang dikenal periang dan sederhana itu.
[Gambas:Video CNN] (rea)