Eiichiro Oda mempersembahkan lebih dari separuh hidupnya untuk manga. Hingga pada pekan ini, Oda mencapai titik istimewa, di mana mahakarya ciptaannya, One Piece, merayakan hari jadi ke-23, melebihi usianya ketika mengawali semuanya.
Dua puluh tiga tahun lalu, tepatnya 22 Juli 1997, Oda masih berusia 22 tahun, tapi ia sudah merilis manga One Piece edisi perdana melalui Weekly Shonen Jump.
Seiring perkembangan, One Piece tak hanya menjadi salah satu manga paling populer di Jepang, tetapi juga seri terlaris sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oda memang dikenal berkat One Piece, tapi manga tersebut bukan karya pertama yang lahir dari tangannya.
Dalam buku One Piece: Blue, Oda mengklaim bahwa dia sudah memutuskan ingin menjadi seniman manga sejak usia empat tahun.
Oda mewujudkan mimpi itu dengan menciptakan manga bertajuk Wanted! di usia belia. Pada usia 17 tahun, Oda mendaftarkan Wanted! ke sejumlah ajang dan berhasil memenangkan penghargaan, termasuk menjadi juara dua di salah satu ajang penghargaan bergengsi bagi seniman manga, Tezuka Award.
Kemenangan itu membuka jalan Oda untuk bekerja di majalah Weekly Shonen Jump, di mana ia awalnya bekerja sebagai asisten untuk seri "Suizan Police Gang" karya Shinobu Kaitani.
Usai membantu Kaitani, Oda kemudian pindah ke Masaya Tokuhiro di produksi Jungle King Tar-chan dan Mizu no Tomodachi Kappaman, yang disebut-sebut memberikan pengaruh pada gaya artistiknya.
Di usia 19 tahun, ia kemudian bekerja sebagai asisten Nobuhiro Watsuki di Rurouni Kenshin, sebelum memenangkan Hop Step Award sebagai seniman manga baru.
Kala itu, Watsuki memuji Oda karena membantu menciptakan karakter Honjō Kamatari yang muncul di Rurouni Kenshin.
Di masa itu pula, Oda mulai menggambar dua cerita bertema bajak laut berjudul Romance Dawn, yang diterbitkan masing-masing dalam Akamaru Jump dan Weekly Shonen Jump pada akhir 1996.
Dalam Romance Dawn inilah Oda menampilkan Monkey D.Luffy sebagai tokoh protagonis, yang kemudian menjadi tokoh utama di One Piece.
![]() |
Setahun kemudian, One Piece mulai berlayar. Kurang dari sepuluh tahun, Oda berhasil menjual seri One Piece hingga 100 juta volume per Februari 2005. Berselang enam tahun, angka tersebut bertambah dua kali lipat.
Hingga akhirnya pada Maret 2019, dikutip dari Crunchy Roll, catatan penjualan One Piece mencapai 450 juta kopi di seluruh dunia.
Menurut Oda, seri Dragon Ball karya Akira Toriyama membawa pengaruh besar baginya dalam menciptakan manga. Sementara itu, kecintaannya pada bajak laut bertumbuh berkat serial animasi televisi populer berjudul Vicky the Viking.
![]() |
Tepat saat One Piece berusia satu dekade, Oda akhirnya berkesempatan berkolaborasi dengan sang inspirasi, Akira Toriyama.
Ia melakukan 'crossover' dengan Toriyama. Oda memasukkan karakter Dragon Ball dalam One Piece, sementara Toriyama membawa karakter manga bajak laut tersebut dalam karyanya.
Beberapa tahun setelah itu, mereka masing-masing merancang karakter Gaist untuk video game Gaist Crusher.
Dalam kehidupan pribadinya, Oda juga tak terlepas dari One Piece. Ia bertemu dengan tambatan hatinya, Chiaki Inaba, di panggung pertunjukan Jump Festa One Piece 2002.
Kala itu, Oda jatuh hati pada Inaba yang sedang mengikuti cosplay dengan kostum Nami, salah satu tokoh di One Piece. Dari sanalah keduanya mulai berkencan dan kemudian menikah pada 2004.
Mengutip CBR, banyak penggemar berpendapat bahwa Inaba memang begitu mirip dengan Nami yang digambarkan oleh Oda, terutama ketika karakter itu masih berambut pendek.
Inaba terus mendampingi Oda di sepanjang kariernya, dalam duka maupun suka, termasuk ketika sang suami terpilih sebagai seniman manga terfavorit kelima di Jepang berdasarkan survei yang digelar Oricon pada 2008.
Dua tahun setelahnya, Oda masuk dalam jajaran seniman yang mendapat predikat dari Oricon sebagai "Seniman Manga yang Mengubah Sejarah Manga."
(has)