Perdebatan Naruto versus One Piece sebagai manga terbaik tak pernah berakhir. Para penggemar sudah menjatuhkan pilihan masing-masing, sementara sang kreator saling lirik demi menciptakan mahakarya terbaik.
Sementara para penggemar masuk arena saling ejek, kedua kreator juga masuk gelanggang laga persahabatan untuk meraih potensi terbaik bagi karya masing-masing.
Persaingan ini sudah dimulai di akhir medio 1990-an, ketika Naruto terbit untuk pertama kalinya di Weekly Shonen Jump, dua tahun setelah One Piece berlayar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, kreator Naruto, Masashi Kishimoto, sebenarnya merasa sangat puas melihat karyanya menghiasi halaman Weekly Shonen Jump, majalah yang ia baca sedari kecil.
Naruto langsung populer dan Kishimoto berhadapan dengan saingan berat, yakni Eiichiro Oda, sang pencipta One Piece yang sudah menjadi dedengkot Shonen Jump Weekly.
Namun ternyata, Oda lah yang "membuka jalan" bagi Kishimoto. Kala itu, Oda sebenarnya ingin memperkenalkan karakter baru yang awalnya direncanakan bernama Naruto.
Sebagaimana dilansir CBR, Oda akhirnya memutuskan untuk menamai karakter itu Sanji karena tahu Kishimoto bakal menerbitkan manga baru bertajuk Naruto.
Sementara itu, Kishimoto sendiri sebenarnya rela mengganti tajuk Naruto jika tahu seniornya ingin membuat karakter dengan nama yang sama.
Sejak saat itulah kedua kreator manga yang sama-sama terinspirasi dari Dragon Ball karya Akira Toriyama ini bersaing. Dengan persaingan ini, disadari atau tidak, Kishimoto dan Oda menggali potensi terbaik diri masing-masing.
Di tengah tekanan melelahkan untuk menyajikan gambar dan cerita menarik tiap minggu di Weekly Shonen Jump, Oda dan Kishimoto saling lirik, kemudian bertukar ide kreatif via obrolan sehari-hari.
Crunchyroll melaporkan bahwa Oda terinspirasi teknik kamuflase Naruto dalam menciptakan karakter Clear-Clear Fruit.
Selain itu, teknik ekspansi tubuh Klan Akimichi di Naruto juga menginspirasi Oda dalam menciptakan Giant Pistol Attack untuk Luffy.
Menurut Crunchyroll, Oda sendiri kerap memberi tahu Kishimoto bahwa ia "menyalin" beberapa hal dari Naruto.
Sementara itu, Kishimoto juga sangat memperhatikan One Piece. Ia mengaku selalu memperhatikan One Piece untuk menghindari penerapan hal yang sama agar kisah Naruto tak bisa diprediksi penggemarnya maupun Oda.
![]() |
Pemikiran ini konon berdampak pada alur cerita Naruto. Meski Naruto dan teman-temannya pergi ke dunia luar, mereka dibuat akan selalu kembali ke Desa Konoha, berbeda dengan kisah bajak laut di One Piece yang terus bertualang.
Seorang kolumnis untuk CBR, Liz Adler, menganggap saling lirik antara Oda dan Kishimoto ini menjadi faktor penting yang berpengaruh pada kekuatan cerita masing-masing manga.
Menurut Adler, One Piece sudah besar terlebih dulu di Weekly Shonen Jump. Jika Kishimoto tidak membuat Naruto berbeda, manga itu mungkin tidak akan bertahan lama.
Kishimoto sendiri mengamini ada persaingan antara dirinya dengan Oda. Dalam sebuah panel di New York Comic-Con menjelang Naruto berakhir, Kishimoto bicara blak-blakan soal persaingan itu.
"Awalnya, saya hanya merasakan [persaingan] itu dalam diri sendiri. Namun akhirnya, di balik volume 72 [One Piece], Oda-sensei mengakui fakta bahwa dia menganggapku saingannya juga, dan itu terasa sangat memuaskan," katanya seperti dikutip CBR.
"Tentu saja One Piece dan Naruto berjalan bersama begitu lama, dan bahkan di Jepang mereka terbit di Shonen Jump bersama-sama. Kadang-kadang, kami pun bertemu dan berkata, 'Aku ingin tahu berapa lama manga kita akan berlangsung?'"
Naruto mengakhiri cerita pada 10 November 2014, setelah 72 volume. Sebagai penghargaan kepada Kishimoto, Oda mempersembahkan penghormatan khusus di One Piece chapter 766.
Dalam cerita itu, dia menyelipkan sebuah pesan rahasia bertuliskan "Naruto otsukaresan deshita" dalam bahasa Jepang yang berarti, "Naruto, kinerja yang baik setelah begitu lama bekerja."
(agn/has)