Pada akhirnya setiap layanan produksi berlomba-lomba untuk membuat konten yang bisa menarik pelanggan juga cuan.
Setidaknya ada tiga macam konten yang tersaji dalam layanan streaming, yaitu konten orisinal, konten akuisisi, dan konten sewa yang tayang dalam kurun waktu tertentu.
Sudah pasti untuk menyajikan konten-konten tersebut layanan streaming membutuhkan banyak uang. Berdasarkan laporan Tech In Asia Indonesia, Netflix telah mengeluarkan uang sebesar Rp169 triliun pada 2018 hanya untuk membuat konten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sangat wajar bila Netflix mengeluarkan banyak uang lantaran mereka pemain besar dalam industri streaming dunia mau pun Indonesia. Hal itu membuat Angga tidak ingin berkompetisi dengan pemain besar seperti Netflix atau DisneyPlus karena memang tidak sebanding.
"Mereka itu perusahaan raksasa, multinasional dan world wild operation. Kalau kita punya katalog film luar, apa bisa dapet yang bagus kayak mereka? Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk kompetisi sama mereka," kata Angga.
Meski demikian, bukan berarti Bioskop Online 'kalah sebelum perang' dengan pemain besar layanan streaming. Mereka justru memiliki cara lain untuk bisa bersaing dalam industri streaming Indonesia dengan cara sendiri serta persiapan dari segi konten dan keuangan.
"Tahun depan kami akan punya 20 film orisinal yang akan dibikin dengan banyak sutradara dan produser dari seluruh Indonesia. Saya enggak bisa ngomong sejauh itu [perbandingan biaya produksi konten orisinal dan sewa], itu dapur bisnis kami," kata Angga.
Dalam kesempatan terpisah, Aris menjelaskan konsistensi produksi konten MAXstream berjalan lancar. Setelah berdiri selama hampir dua setengah tahun, MAXstream memiliki 188 judul konten orisinal, Intellectual property (IP) dari 46 konten di antaranya dimiliki penuh oleh Telkomsel.
![]() |
Meski tidak menjelaskan rinci, ia menjelaskan biaya yang dikeluarkan untuk produksi konten orisinal atau konten lain sama saja selama bertujuan untuk mempertahankan pelanggan. Tetapi konten orisinal butuh lebih upaya lebih untuk promosi agar diketahui banyak orang.
"Biaya untuk akuisisi atau sewa konten macam-macam, kalau eksklusif hanya untuk satu layanan streaming (berbiaya tinggi). Kalau sewa eksklusif tapi dengan batas waktu tertentu, harganya di bawah. Tergantung kesepakatan dua pihak," kata Aris.
Bukan hanya layanan streaming asing, layanan streaming lokal juga merupakan objek pajak. Pun begitu dengan MAXstream dan Bioskop Online sejak pertama kali dua layanan streaming lokal ini diluncurkan.
Sejauh ini Angga belum bisa melihat dengan jelas timbal balik yang didapat dari Bioskop Online menjadi objek pajak. Mengingat, seharusnya pajak yang diterima negara dikelola untuk pembangunan sehingga objek pajak merasa dapat timbal balik.
Lihat juga:Review Film: Over The Moon |
"Soal pajak harus ada roadmap yang jelas. Dunia lagi ke arah di mana internet gratis, sementara kita selalu gagap teknologi, kita telat. Jangan lagi kita telat," kata Angga.
Sementara itu, GM Digital Experience Strategy Telkomsel Luthfi C. Wibisono memiliki pandangan yang berbeda. "[Timbal balik] enggak mesti dalam bentuk infrastruktur hanya untuk platform streaming juga, tetapi juga untuk kebaikan bersama," kata Luthfi.
(adp/end)