Serial Netflix bertajuk A Suitable Boy memicu kontroversi di India karena mengandung adegan yang disebut-sebut sebagai jihad cinta.
Kontroversi ini mengemuka setelah Netflix menayangkan serial mini garapan BBC itu sejak bulan lalu. Dalam salah satu episode, terlihat adegan tokoh perempuan Hindu bernama Lata mencium pemuda Muslim di sebuah candi.
Adegan ini memicu amarah dari sejumlah elemen nasionalis Hindu di India, termasuk para anggota partai penguasa, Bharatiya Janata Party (BJP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dilansir CNN, salah satu anggota BJP, Gaurav Tiwari, bahkan melayangkan gugatan terhadap kreator A Suitable Man dengan tudingan serial itu melukai sentimen Hindu dan mengandung unsur jihad cinta.
Teori konspirasi jihad cinta ini mulai berkembang di tengah sayap kanan di India. Mereka menganggap banyak pria Muslim sengaja menikahi perempuan Hindu dan memaksa pasangannya untuk pindah agama.
Namun, Direktur Pusat Riset Sosial India, Ranjana Kumari, menganggap proses gugatan ini tak akan berhasil karena kasus yang diajukan tak masuk akal.
"Sangat tak masuk akal. Mereka punya gagasan nasional tentang jihad cinta, yang mereka gaungkan untuk memecah komunitas, dan juga mereka mencoba merampas otonomi perempuan. Ini merupakan cara paling patriarki untuk melindungi perempuan," ujar Kumari seperti dikutip ABC, Rabu (25/11).
Hingga saat ini, Netflix belum memberikan respons terkait kontroversi ini. Sementara itu, pemerintah India sendiri saat ini sedang menggodok aturan untuk mengawasi konten berbagai layanan streaming internasional seperti Netflix.
Kontroversi ini mencuat berselang hanya sebulan setelah satu perusahaan perhiasan terpaksa mencabut iklannya karena isu jihad cinta. Dalam iklan itu, pasangan beda agama diperlihatkan sedang mengadakan acara penyambutan kelahiran anak mereka.
Sejumlah pengamat menganggap amarah publik begitu besar karena mereka sudah terpapar doktrin sayap kanan mengenai jihad cinta yang sebenarnya hanya digunakan untuk menekan Muslim sebagai minoritas terbesar di India.
Mereka menyayangkan banyak masyarakat percaya dengan kampanye tersebut. Kini, tiga negara bagian India yang dikuasai BJP, termasuk Uttar Pradesh, bahkan sudah membahas hukum untuk melarang jihad cinta dengan ancaman penjara hingga 10 tahun.
Pengadilan di Uttar Pradesh pun sudah mulai menangani kasus terkait jihad cinta. Namun, pengadilan menolak kasus tersebut karena berdasarkan penyelidikan kepolisian, pria Muslim dalam perkara ini tak terbukti memaksa pasangannya untuk pindah agama.
"Intervensi dalam hubungan pribadi bisa menjadi pelanggaran batas serius atas hak kebebasan untuk memilih dari kedua individu ini," demikian pernyataan pengadilan di Uttar Pradesh tersebut.
(has)