Parlemen Sahkan Rp5,14 M untuk Pelatihan K-pop Artis Asia

CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2020 20:26 WIB
Parlemen Korea Selatan mengesahkan anggaran sekitar Rp5,14 miliar untuk mendukung pelatihan K-pop artis sejumlah negara di Asia.
Foto ilustrasi audisi idol K-pop. (AFP/JUNG YEON-JE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Parlemen Korea Selatan mengesahkan anggaran 400 juta won atau sekitar Rp5,14 miliar (1 won=Rp12,86) untuk mendukung pelatihan K-pop artis Asia. Hal tersebut merupakan program yang dilakukan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Jumlah itu lebih rendah dari yang diharapkan Kementerian Kebudayaan. Awalnya, mereka berharap parlemen akan menyetujui 1,5 miliar untuk melaksanakan proyek bersama enam grup dari tiga negara di Asia.

"Sejak anggaran dipotong menjadi 400 juta won. kami harus menyesuaikan rencana awal kami dan melakukan program dengan kurang dari enam kelompok, "kata pejabat Divisi Kerja Sama Konten Hallyu, Kim Deok-su, Kamis (3/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek awal Kementerian Kebudayaan dicanangkan seperti proyek yang diberlakukan kepada boyband Myanmar, Project K, yang datang ke Korea pada September 2020 untuk merasakan sistem pelatihan artis Korea. Kala itu mereka datang dengan bantuan anggaran perusahaan Myanmar.

Kementerian Kebudayaan membantu program pengalaman grup dengan memperkenalkan perusahaan hiburan lokal.

"Kami menemukan bahwa kami dapat mempromosikan sistem pelatihan K-pop ke dunia melalui proyek ini."

Pejabat Divisi Kerja Sama Konten Hallyu Lee Jun-ho mengatakan proyek tersebut juga dapat mempromosikan budaya tradisional Korea.

Sayangnya, proyek itu dikritik keras oleh anggota Majelis Nasional. Politikus partai oposisi Park Soo-young menilai hal itu hanya program membuang-buang uang.

"Kementerian menetapkan anggaran 1,5 miliar won untuk mendukung program pelatihan K-pop untuk seniman dari Myanmar dan Vietnam. Saya tidak yakin apakah mereka menyebut diri mereka pemerintah Republik Korea ketika mereka membuang-buang uang seperti ini."

Kritik serupa diberikan politikus Cho Hae-jin, "Saya mengerti bahwa proyek itu perlu, tetapi menurut saya itu tidak harus dilakukan dengan anggaran pemerintah."

Kim Jin-woo, seorang analis senior Gaon Chart yang dijalankan oleh Asosiasi Konten Musik Korea, juga menyatakan keraguan tentang proyek tersebut. Menurutnya, sudah banyak permintaan sistem pelatihan di pasar global dan beberapa perusahaan hiburan lokal berhasil mengekspornya tanpa intervensi atau dukungan pemerintah.

"Melalui artis seperti BTS, efektivitas sistem pelatihan K-pop telah diverifikasi. Saya tidak mengerti mengapa kami harus mengeluarkan uang untuk mendatangkan artis dari luar negeri," kata Kim seperti dilansir Korea Herald.

Sementara itu, parlemen Korea Selatan juga telah mengesahkan 6,86 triliun won untuk anggaran Kementerian Kebudayaan tahun 2021. Jumlah tersebut lebih tinggi 5,9 persen dari 6,48 miliar won yang ditetapkan untuk tahun 2020.

Sebagian besar anggaran akan digunakan untuk mendukung produksi konten budaya tanpa kontak dan online.

Misalnya, 26,5 miliar won dialokasikan untuk Proyek Produksi Konten K-Pop Imersif Online, yang bertujuan menguntungkan perusahaan hiburan kecil dan menengah yang ingin mengadakan konser seperti "Bang Bang Con: The Live" BTS.

Anggaran juga akan mendukung industri terkait seni, pariwisata dan olahraga yang telah dilanda situasi pandemi.

(chri/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER