Arnold Schwarzenegger soal Capitol Hill: Trump Pemimpin Gagal

CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2021 15:28 WIB
Selebritas Amerika Serikat yang juga mantan Gubernur California, Arnold Schwarzenegger, ikut buka suara terkait kerusuhan di Capitol Hill.
Arnold Schwarzenegger sebut Donald Trump pemimpin gagal. (AFP/NICHOLAS KAMM)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selebritas Amerika Serikat yang juga mantan Gubernur California, Arnold Schwarzenegger, ikut buka suara terkait kerusuhan di Capitol Hill.

Beberapa hari sebelumnya, gedung Parlemen AS itu digeruduk ratusan pendukung Trump yang tidak puas dengan kekalahan di Pemilihan Presiden AS 2020. Mereka merusak sejumlah fasilitas di Capitol Hill.

Arnold Schwarzenegger dalam akun Twitter mengatakan kerusuhan tersebut lantaran Trump yang tidak becus memimpin AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden Trump pemimpin yang gagal. Dia akan tercatat sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah. Hal baiknya setiap Tweet yang dibuat tak akan berpengaruh lagi," kicau Arnold.

"Apa yang harus kita buat dari para pejabat terpilih yang telah melakukan kebohongan dan pengkhianatan? Saya ingin mengingatkan atas pesan Teddy Roosevelt: 'Patriotisme itu membela negara, bukan membela presiden.'"

Arnold mengingatkan akan pengalaman kelam yang pernah dialami keluarganya ketika masa-masa Perang Dunia II.

"Saya tumbuh di Austria. Saya sangat kenal Kirstallnacht atau Malam Memecahkan Kaca. Itu adalah malah kelam kejahatan terhadap para warga Yahudi pada 1938 oleh Nazzi dan Proud Boys."

"Rabu adalah Hari Pecah Kaca di Amerika Serikat. Hari memecahkan kaca jendela Capitol Amerika Serikat. Tapi massa bukan hanya menghancurkan jendela Capitol. Mereka juga menghancurkan ide yang telah kita buat. Mereka tidak hanya membobol pintu yang merupakan rumah dari demokrasi AS. Mereka menginjak-injak prinsip-prinsip yang sudah dibangun negara kita," tutur Arnold.

Arnold juga bercerita tentang negara kelahirannya, Austria, yang pernah mengalami sejarah kelam juga.

"Saya besar di antara reruntuhan negeri yang menderita karena kehilangan demokrasi. Saya lahir di 1947, dua tahun setelah Perang Dunia II. Tumbuh di kelilingi orang-orang gagal dan turut serta dalam rezim paling kejam sepanjang sejarah. Tak semua mereka anti-semit dan Nazi. Sekarang, saya belum pernah membagikan ke publik [kisah ini] karena ini kenangan yang amat menyakitkan."

"Ayah saya pulang dalam keadaan mabuk sekali atau dua kali sepekan. Dia akan berteriak dan memukul kami, menakuti ibu saya. Saya tidak menganggap itu sepenuhnya bertanggungjawab karena tetangga kami melakukan hal yang sama terhadap keluarganya. Begitu pula tetangga-tetangga lainnya," kata Arnold.

Arnold pun mengingatkan kepada warga AS agar tak gampang diperdaya dengan para politisi dan pemimpin yang manipulatif.

"Semua berawal dari kebohongan demi kebohongan serta intoleransi. Saya tahu ada ketakutan di negara ini dan seluruh dunia. Segala sesuatu seperti itu bisa terjadi di sini. Saya tidak mempercayainya, tapi kita harus waspada bahwa konsekuensi yang mengerikan atas individualitas dan kesinisan tesebut."

"Presiden Trump ingin menolak hasil pemilihan Presiden yang berlangsung secara adil.Dia ingin melakukan kudeta dengan menyesatkan orang-orang melalui kebohongan. Ayah saya dan tetangga-tetangganya juga disesatkan atas kebohongan. Saya tahu dari mana kebohongan itu berasal," ucap Arnold.



[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER