Ketegangan menjadi salah satu unsur yang membuat serial The Queen's Gambit menarik disaksikan. Hampir di setiap final, pertandingan catur antara Elizabeth Harmon kontra lawannya selalu tegang, meski ketika ia kalah sekalipun.
Puncak ketegangan terjadi pada episode terakhir yang bertajuk End Game. Pada episode ini, Beth berhadapan dengan lawan bebuyutannya yang menyandang status juara bertahan, Vasily Borgov, dari Rusia.
Bila melihat rangkaian cerita selama satu musim, akhir dari pertandingan itu sebenarnya mudah ditebak, yaitu Beth menang. Namun, adegan itu tetap menegangkan meski sudah diketahui akhir ceritanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah editor Michelle Tesoro yang turut membuat berbagai pertandingan catur dalam serial ini menegangkan. Ia menyamakan adegan bidak catur yang digerakkan pemain seperti dialog antar karakter.
Sebagaimana dilansir Hollywood Reporter, serial ini merekrut konsultan catur bernama Bruce Pandolfini. Selain membantu menyusun adegan permainan catur, Pandolfini juga melatih para aktor untuk memindahkan bidak bak pemain profesional.
"Bila konsultan menemukan permainan tertentu yang akan dimainkan (oleh aktor), itu seperti kegiatan menulis naskah," kata Tesoro.
Ia menjelaskan sutradara Scott Frank akan mengambil gambar gerakan aktor, wajah aktor, dan reaksi ketika melihat permainan lawan. Hal ini membuatnya merasa pertandingan catur seperti dialog antara dua karakter.
"Begitulah cara saya memperlakukan proses edit, seperti dialog yang sangat cepat antara siapa pun dua pemain yang menjadi lawan," kata Tesoro.
Bahkan, setiap adegan permainan catur yang ia anggap seperti dialog memiliki arti yang berbeda. Misalnya ketika Beth kalah dari Borgov di babak final Paris Invitational, ketika Beth seperti merasa sangat gagal setelah kalah telak.
"Mereka tidak banyak mengambil gambar permainan. (kekalahan) Itu ada di kepalanya (Beth), kemudian ini (gambar) close-up wajahnya, segelas air, dan kilas balik dari pertengkarannya dengan Benny," katanya.
![]() |
Benny merupakan juara catur di Amerika Serikat sebelum Beth. Mereka berteman setelah beberapa kali bertemu pada pertandingan catur, Benny kemudian mengingatkan Beth untuk tidak sering mabuk-mabukan.
Kala itu Beth tak memedulikan perkataan Benny. Begitu pula saat ia mengikuti kejuaraan catur di Prancis. Ia bahkan mabuk pada malam sebelum final berlangsung.
Kondisi kurang fit membuat Beth kalah telak dari Borgov yang sangat ganas di papan catur. Rasa kesal tampak jelas dari raut wajah Beth usai pertandingan, sekaligus rasa sesal karena tak menuruti perkataan Beth.
Perasaan dan ketegangan yang berbeda tersaji pada pertandingan final kejuaraan dunia antara Beth dengan Borgov. Adegan pertandingan dibagi menjadi dua bagian karena pertandingan ditunda.
Keputusan penulis untuk menyajikan cerita seperti itu sangat tepat karena membuat penonton penasaran setengah mati. Pertandingan yang mulanya berjalan sangat cepat, dan diperkirakan akan klimaks, harus ditunda.
"Pada bagian pertama, kami menunjukkan pembukaan permainan dan sampai ke tahap ketika dia (Borgov) menunda. Kami membuat pertandingan yang megah. Kami tidak perlu terlalu banyak memperlihatkan papan catur," kata Tesoro.
Ia melanjutkan, "Saat kembali ke pertandingan, kami hanya ingin melihat permainan catur klasik. Kami kembali menggunakan gaya edit di episode dua, untuk mengatur bagaimana pertandingan ini berjalan."
Episode dua yang bertajuk Exchanges bisa dibilang sebagai salah satu episode penting dalam serial ini. Beth yang diadopsi oleh sepasang suami istri kembali bermain catur setelah sempat dilarang oleh panti asuhan.
Pada episode ini pula ia mengikuti kompetisi catur profesional pertama kali. Ia melewati pertandingan awal dengan mudah, dan mulai mengalami sedikit kesulitan jelang babak final hingga akhirnya menang.
Lebih lanjut, Tesoro mengaku bahwa ia adalah orang yang baru memahami catur. Namun, ia bisa merangkai berbagai degan catur yang dianggap seperti dialog dengan baik, tentu hal ini tak lepas dari penampilan Anya Taylor-Joy sebagai Beth.
"Matanya (Taylor-Joy) melakukan banyak hal, dan Anda melihat banyak hal di wajahnya," kata Tesoro memuji aktris tersebut.
Taylor-Joy memang berhasil memerankan Beth yang menjadi fokus cerita dengan sangat baik. Ia benar-benar terlihat sebagai orang egois yang sangat menyebalkan.