Sedikitnya 65 galeri seni dari Indonesia dan luar negeri meramaikan acara Ajang Art Moments Jakarta Online 2021 atau AMJO 2021 yang berlangsung mulai dari 1-30 Juni 2021.
Acara yang bertema Yesterday since Tomorrow is Today ini menampilkan karya seni dari para seniman ternama di Indonesia diantaranya Oky Rey Montha, Sasya Tranggono, Adi Gunawan, Karte Wardaya, Dipo Andy dan Agung Mangu Putra.
Pameran ini menampilkan beragam karya seni mulai dari tradisional, modern, hingga kontemporer, serta karya dari media baru seperti digital art. Tak hanya melibatkan seniman dari Indonesia, acara ini juga diikuti oleh seniman dari beberapa negara tetangga seperti Taiwan, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Italia, Swiss, Jepang, China, Malaysia, Rusia, Perancis dan Hongkong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai di hari kedua puluh pameran berjalan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno ikut mengapresiasi gelaran Art Moments Jakarta Online (AMJO) 2021 tersebut.
Sandi mengatakan bahwa acara ini dapat menjadi pemantik dan penggerak pameran seni lainnya. Ia juga berharap langkah ini dapat mendorong seniman Indonesia untuk terus aktif meningkatkan kualitas diri agar berdaya saing dan berkelanjutan di masa depan.
"Art Moments Jakarta hadir sebagai produk industri kreatif yang mempromosikan seni rupa dan juga budaya Indonesia. Ini merupakan momentum kebangkitan industri ekonomi kreatif terutama di bidang seni rupa yang akan dilakukan dengan pendekatan normal baru seperti penerapan aturan CHSE yang ketat dalam pelaksanaan event dan pemerannya," ujar Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangannya pada Minggu (20/6).
Tak hanya itu, Sandi juga mengapresiasi langkah yang diambil seniman untuk membuat pameran secara hybrid yakni lewat online dan offline yang berlangsung di tiga galeri ternama di Jakarta. Adapun jadwal pameran offline dilakukan secara terpisah yaitu di Art Space:1 (20-22 Mei 2021), D Gallerie (1-3 Juni 2021), dan CAN'S Gallery( 18-20 Juni 2021).
Sandi juga menegaskan bahwa kementeriannya memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan melalui pemanfaatan media digital. Ia pun berharap proses digitalisasi, seperti pameran dari rumah, dan pemberian stimulus pelaku ekraf di bidang subsektor seni rupa bisa terus dilakukan.
"Saya akan memastikan agar proses digitalisasi ini dapat menjangkau para pelaku ekonomi kreatif tanah air. Saya harap usaha untuk membawa ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dapat dimulai dari hal-hal yang sangat kecil pada diri kita sendiri, kita harus dapat mencintai dan bangga untuk membeli dan menggunakan produk buatan dalam negeri. Kita harus berpihak kepada ekonomi yang berkeadilan, yaitu produk-produk karya anak bangsa," kata Sandiaga.
Selain memfasilitasi ruang pameran virtual dan karya kolektif seniman ternama, beberapa karya di acara gelaran AMJO 2021 ini juga ditransaksikan dengan mata uang kripto, Tezos.
"Mau tidak mau pelaku seni rupa harus beradaptasi dengan pemasaran berbasis inovasi digital seperti pameran virtual dan fenomena NFT atau Non-Fungible Token, karena banyak yang sudah berinvestasi kripto. Seniman khususnya yang muda harus cepat dan bersemangat merespon inovasi ini," kata Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti.
NFT (Non-Fungible Token) merupakan kepemilikan aset digital (aset kripto) yang diperjualbelikan layaknya aset fisik, yang tidak dapat diduplikasi atau direplikasi. Sistem NFT akan memberikan kemudahan para seniman dalam memonetisasi karya seni, sehingga mempercepat pertumbuhan dan pemulihan ekonomi kreatif di Indonesia.
Data Kemenparekraf mencatat nilai transaksi NTF secara global di kuartal pertama 2021 mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS dan mengalami peningkatan signifikan sekitar 2,1 persen dari kuartal keempat pada 2020.
Tak hanya mendapatkan kemudahan untuk menjual karyanya, seniman yang mendaftarkan karyanya di NFT juga akan memiliki keuntungan lain yakni nilai jual karyanya tetap terjaga berdasarkan otentikasi karya yang dimiliki. Menurut Rizki Zaelani, kurator di AMJO 2021 menganalogikan sistem NFT seperti sertifikat dalam kepemilikan tas bermerek
"Kode token NFT dapat dikatakan sebagai sertifikat hak milik karya seni digital yang dapat dibuktikan dan dijaga keasliannya. Hal ini tentu dapat menjadi solusi Kemenparekraf/Baparekraf untuk mengatasi pembajakan atau pemalsuan karya kreatif di era saat ini," kata Rizki.
Sementara itu, Menurut Sendy Wijaya dari pihak AMJO 2021 mengatakan nilai transaksi pameran sampai saat ini tercatat mencapai Rp7,5 miliar. Nilai ini cukup menggembirakan mengingat lesunya perekonomian Indonesia saat ini. Ia berharap angka ini terus bertambah sampai dengan penutupan pameran online di akhir bulan.
(bac)