Bukan hanya itu, Roberto juga menyoroti sungai surut yang diseberangi keluarga Chihiro. Menurutnya, di Negeri Matahari Terbit itu sungai merupakan simbol dari elemen air yang dikaitkan dengan kematian. Artinya, keluarga Chihiro memasuki alam baka.
"Di Jepang itu kalau mati istilahnya melintasi tiga sungai. Memang tidak digambarkan secara gamblang bahwa itu kematian, tetapi dengan menyeberangi sungai itu kan sebuah penggambaran. Masuknya gampang, tetapi susah keluar," katanya.
Seiring petualangan Chihiro berlangsung, pesan tersembunyi atau bahkan kritik sosial semakin banyak. Salah satu yang paling krusial adalah ketika pemilik pemandian, Yubaba, mempekerjakan Chihiro dengan kontrak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yubaba juga mengubah nama Chihiro menjadi Sen. Anak kecil itu tidak bisa apa-apa selain bekerja keras dengan tujuan menyelamatkan orang tua dan kembali ke dunia manusia. Beberapa kali Chihiro diminta bekerja keras.
Memang terlihat seperti anak yang berbakti, bekerja keras demi menyelamatkan orang tua. Tetapi sejatinya tidak demikian. Itu semua merupakan kritik terhadap eksploitasi seksual anak di bawah umur yang pernah terjadi di Jepang.
![]() |
Kritik itu, kata Roberto, diperkuat dengan kehadiran sosok Yubaba (湯婆婆) yang namanya terdiri dari kata "Yu" berarti "pemandian" dan "baba" berarti "nenek". Secara harfiah Yubaba berarti nenek-nenek pemilik pemandian.
Roberto menjelaskan dalam tulisannya yang bertajuk Consumerism Capitalist Perspective In Animation Film Sen to Chihiro no Kamikakushi by Hayao Miyazaki di jurnal HUMANIORA Vol. 8 No. 4 rilis Oktober 2017, bahwa kata "Yu" diambil dari kata "Yuya" ( 湯屋 ) yang berarti pemandian khusus untuk lelaki.
Penulisan 湯屋 dianggap terlalu vulgar bagi penonton anak-anak sehingga tulisan hiragana pada gerbang pemandian Yubaba diubah menjadi 油屋 yang bisa dibaca "Yuya" atau "Aburaya". Arti dari kata-kata hiragana itu pun menjadi sedikit berbeda.
Kata "Yuya" yang semula berarti pemandian berubah menjadi "aburaya" berarti rumah minyak. Pada Spirited Away yang terdapat di layanan streaming Netflix, kata 油屋 hanya diterjemahkan dengan kata "minyak", bukan rumah minyak.
"Yuya" sendiri bukanlah pemandian biasa, lelaki yang mandi di sana bisa mendapat pelayanan dari pekerja perempuan yang disebut "Yuna" dengan hiragana 湯女 yang bisa juga dibaca "Yujo". Dengan kata lain, "Yuya" adalah pemandian 'plus plus', seperti pijat 'plus plus'.
"Saya menangkapnya bahwa Chihiro ini seperti anak kecil yang masuk dunia prostitusi karana dirayu germo abis itu enggak bisa keluar lagi. Saya melihat Haku lebih ke sebagai germo ketimbang penolong, meski dia digambarkan baik," kata Roberto.
Ia melanjutkan dengan menceritakan pengalaman saat berada di Jepang dulu, "Saya lihat sendiri waktu di Shibuya atau di Harajuku, germo itu memang scouting [menjaring] dengan cara yang baik dan ramah. Sama dengan Haku di film Spirited Away ini."
![]() |
Kritik berlanjut pada adegan Chihiro yang dipaksa membantu membersihkan Dewa Sungai yang sangat kotor dan bau hingga sempat dikira Dewa Bau. Ketika Chihiro membantunya, keluar sepeda dan berbagai barang rongsokan dari tubuh Dewa Sungai.
Jelas bahwa adegan itu kritik terhadap sungai Jepang yang sempat kotor pada masa krisis ekonomi. Roberto mengingat kala itu banyak warga yang membuang sampah ke sungai, bahkan ada yang membuat hewan peliharaan eksotis karena tidak sanggup merawat.
Seperti itulah Spirited Away sebenarnya, muatan di dalamnya sangat serius. Wajar bila Spirited Away menjadi film anime berbahasa asing pertama dan satu-satunya yang memenangkan Best Animated Feature Film dalam ajang penghargaan Academy Awards.
"Ini seperti berbagai macam jenis makanan yang disajikan pada satu meja prasmanan yang bisa dinikmati siapa saja. Film ini sangat kaya dengan lapisan penonton yang sangat luas, dari anak-anak sampai dewasa bisa nonton film ini," kata Roberto.