Tembok Perfilman China yang Semakin Kokoh untuk AS

CNN Indonesia
Minggu, 10 Okt 2021 14:30 WIB
Pandemi dan sistem politik membuat industri perfilman China semakin percaya diri hingga bisa jual mahal terhadap Hollywood.
Pandemi dan sistem politik membuat industri perfilman China semakin percaya diri hingga bisa jual mahal terhadap Hollywood. (dok. Jasin Boland/Marvel Studios/Walt Disney Studios Motion Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia --

China merupakan salah satu pasar film terbesar di dunia. Pada 2020, China menyalip penghasilan tahunan Amerika Utara, box office terbesar di dunia, dengan kenaikan mencapai US$1,988 miliar pada Minggu (18/10).

Berdasarkan data Artisan Gateway yang dilansir Hollywood Reporter, angka itu membuatnya menyalip Amerika Utara yang mengumpulkan US$1,937 miliar.

Total penduduk lebih dari 1,41 miliar dan jumlah bioskop yang terus bertambah, wajar rasanya China menjadi target pasar Hollywood sejak dulu hingga kini. Wajar pula jika China, sebelum pandemi, mendapatkan perlakuan khusus dari Barat belakangan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti ketika Marvel dan Disney memilih menayangkan film Avengers: Endgame (2019) di China dua hari lebih awal dari Amerika Serikat.

Teknik itu dilakukan untuk menghindari pembajakan film yang begitu marak di Asia sekaligus membuat penonton di Asia merasa terpilih karena bisa mengetahui kisah dan akhir dari Avengers.

Taktik itu memengaruhi penjualan tiket. Endgame pun meraih box office pembukaan US$175,9 juta di China, separuh dari pembukaan di Amerika Utara.

Secara total, menurut Box Office Mojo, China menyumbang US$629,1 juta untuk Endgame. Sedangkan pasar domestik menyumbang US$858,3 juta.

Kokoh Tembok 'Perfilman' China

Namun, hal itu baru berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, China benar-benar membatasi diri dari budaya-budaya asing, terutama Barat.

Sederet aturan diberlakukan untuk melindungi perfilman lokal dan mencegah uang penonton China lari ke AS. Terlebih lagi, pemerintah China juga mengendalikan segala aspek kehidupan masyarakat.

Seperti dilansir US-China Today, di periode 1990-an China hanya memberikan 10 slot kepada film impor setiap tahun. Namun, jumlah itu bertambah dalam beberapa dekade terakhir hingga sekitar 34 film asing.

Di sisi lain, China juga menerapkan sistem blackout untuk periode liburan dengan memberikan slot sepenuhnya kepada film-film lokal. Terutama tahun ini yang secara khusus dilakukan untuk merayakan 100 tahun Partai Komunis China.

Wenwu (Tony Leung) in Marvel Studios' SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS. Photo courtesy of Marvel Studios. ©Marvel Studios 2021. All Rights Reserved.Film superhero Asia Marvel, Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings belum mendapatkan izin tayang di China. Foto: Courtesy of Marvel Studios/Marvel Studios

Box office lokal dikuasai dengan film-film nasionalis dan propaganda, seperti 1921 dan The Pioneer pada Juli 2021.

Di tengah minimnya slot penayangan, Barat juga harus berjuang menghadapi benteng sensor China. Tak hanya film-film Barat, film lokal kerap tak mendapatkan slot penayangan atau harus dimodifikasi karena tak lolos sensor yang begitu ketat di China.

Kekerasan, homoseksual, banyak adegan seks, adegan-adegan yang mencederai Partai Komunis China sudah dipastikan bisa membuat film terkena penyaringan sensor China. Meski sesungguhnya, China juga kerap menjegal penayangan tanpa alasan yang jelas.

Misalnya saja live action Christopher Robin alias Winnie The Poh (2018) yang dilarang tayang karena meme beruang kuning oranye tersebut dalam beberapa tahun sebelumnya sering kali digunakan untuk mengejek-ejek Presiden Xi Jinping.  

Kemudian, film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings yang belum mendapatkan izin tayang walau menampilkan superhero Asia.

Rintangan lain Hollywood tembus tembok perfilman China di halaman sebelah...

Prinsip Nasionalisme Nomor Satu

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER