Pada hari yang sama, Lee Soo-man dan HYBE memberikan respons terkait tudingan-tudingan yang disampaikan Chris Lee dalam video tersebut. Keduanya merespons dalam kesempatan berbeda.
Sumber, seperti diberitakan Yonhap, mengatakan Lee Soo-man sakit hati melihat tingkah Lee Sung-soo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia [Lee Sung-soo] sudah mengikuti Lee Soo-man sejak berumur empat tahun sebagai keponakan dari istrinya," kata sumber dekat Lee Soo-man seperti diberitakan Yonhap, Kamis (16/2).
"CEO SM ini datang ke perusahaan pada usia 19 tahun dan mulai bekerja dengan manajemen penggemar. Dia adalah keponakan yang baik dari keluarga di mana bapaknya itu pendeta," kata sumber tersebut.
"Lee Soo-man sakit hati," lanjutnya.
Sementara itu, HYBE menyoroti tudingan Chris Lee terkait kemungkinan mereka tidak mengetahui CT Planning Limited (CTP), bisnis luar negeri Lee Soo-man, yang disebut Chris Lee sebagai paper companies.
Mereka juga menyatakan perjanjian tersebut memiliki klausul yang membatalkan kontrak atau perjanjian apa pun yang sebelumnya dimiliki Soo-man dengan agensi yang ia dirikan itu.
"Tapi jika ada hal-hal yang dirahasiakan, seperti transaksi CTP, kami telah memasukkan klausul dalam perjanjian bahwa pembeli (HYBE) akan membatalkan semua transaksi yang ada," pernyataan HYBE seperti diberitakan Mail Kyungjae, Kamis (16/2).
Yonhap juga memberitakan perusahaan tersebut akan mencoba mencari tahu sosok di SM yang menyetujui kesepakatan bermasalah dalam hal itu.
Rentetan permasalahan dimulai Agustus 2022 ketika Align Partners Capital Management, yang memiliki sekitar 1 persen saham di SM, khawatir atas struktur tata kelola perusahaan, mempertanyakan peran dan pengaruh Lee di perusahaan.
Lee Soo-man tidak memegang posisi resmi di SM lebih dari satu dekade tetapi dilaporkan telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengelola dan melatih artis K-pop perusahaan melalui perusahaan produksi musik pribadinya, Like Planning.
Align Partners Capital Management kemudian meminta SM mengakhiri kontrak bisnis dengan perusahaan produksi, dengan alasan telah membayar sejumlah besar modal setiap tahun dalam bentuk royalti dan merusak nilai pemegang saham.
SM kemudian mengakhiri kontraknya dengan perusahaan produksi musik dan mengumumkan rencana reformasi dengan SM 3.0 yang berpusat pada pembangunan sistem multi-produksi untuk memutuskan hubungannya dengan pendiri.
(chri)