Ada sesuatu yang terasa mulai berubah dari Pixar. Studio 'anak' Disney yang biasanya menyentuh hati para penonton dan menarik cuan itu kini mulai kehilangan daya magisnya.
Hal itu terlihat dari kejadian yang menimpa Elemental. Film terbaru Pixar itu jadi film dengan box office pembuka terendah kedua sepanjang sejarah studio tersebut.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambutan cukup hangat berupa ulasan kritikus hingga antusiasme penggemar Pixar nyatanya tak cukup kuat mendongkrak pendapatan Elemental lebih dari US$29,6 juta di akhir pekan debutnya.
Angka itu bikin Elemental berada di kedua terbawah setelah Toy Story (1995) yang punya angka debut US$29,1 juta. Memang, inflasi bisa membuat perbandingan jadi tak sepadan, tapi faktanya Toy Story (1995) adalah debut pembuka terlemah Pixar.
'Nasib' Elemental sebenarnya menggambarkan perubahan yang terjadi di Pixar, terutama berkaitan dengan capaian box office dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya Onward (2020), film terakhir Pixar di bioskop sebelum pandemi, duduk di posisi ketiga debut box office akhir pekan terendah dengan US$39 juta. Begitu pula dengan Lightyear (2022) dengan US$50 juta di akhir pekan pertama.
Angka pembuka Elemental, Onward, Lightyear masih kalah dari Toy Story 4 (2019) yang punya catatan US$120,9 juta.
Apakah angka pembuka begitu penting? Sebenarnya tidak juga. Beberapa film Pixar seperti Ratatouille (2007) dan Coco (2017) punya angka pembuka yang "b saja", tapi mereka berlabuh dengan banyak cuan.
Sayangnya, keberuntungan Ratatouille (2007) dan Coco (2017) tidak menurun ke 'adik-adik' mereka di Pixar dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat Juga : |
Bahkan, beberapa film Pixar ternyar mencatat kerugian. Seperti pada Onward yang punya bujet produksi US$175-200 juta, cuma bisa mengumpulkan uang mentok di US$141,9 juta alias rugi US$33-58 juta.
Apakah kini Pixar tak lagi seperti Pixar yang dulu yang sanggup mendulang uang?
Ada beberapa hal yang sepertinya memengaruhi daya magis Pixar sebagai salah satu sumber pendapatan dari raksasa konten keluarga The Walt Disney Company.
Hal pertama yang memengaruhi box office saat ini adalah pandemi Covid-19 sejak 2020. Pandemi mengubah sistem kerja dan kebiasaan yang pernah ada, termasuk perfilman. Hal ini dirasakan semua studio, termasuk Pixar.
Mantan CEO Disney Bob Chapek selama pandemi merilis tiga film Pixar: Soul, Luca dan Turning Red, langsung ke layanan streaming tanpa ke bioskop terlebih dahulu. Dampaknya pun sangat terasa kini.
Banyak orang memilih bersabar karena tahu bisa menontonnya di layanan streaming beberapa pekan setelah film itu turun layar. Hal tersebut malah menjadi masalah baru bagi Pixar saat ini.
Pengamat industri film seperti Neil Macker dari Morningstar Research Services menyebut 'mindset' baru dengan lebih memilih bersabar tayang di layanan streaming dipengaruhi kebiasaan selama pandemi.
"Bisnis bioskop sebenarnya sudah turun selama beberapa waktu dan pandemi mempercepatnya," katanya.
Pilihan Redaksi |
Paul Verna dari Insider Intelligence juga berpendapat serupa. Bahkan ia tak sungkan menyebut Pixar sebagai "merek yang lemah".
"Pixar menjadi merek yang lemah. Dia sudah jatuh jauh dari hari-hari apa pun yang ia rilis akan begitu meledak," kata Verna, dikutip dari Variety.
CCO Pixar Pete Docter pun tak membantah hal itu. Strategi Disney langsung lempar film Pixar ke layanan streaming malah jadi solusi alternatif keluarga yang merasa ke bioskop mahal karena harus beli tiket banyak sesuai jumlah anggota keluarga.
"Mereka tahu bisa menunggu karena itu akan keluar di layanan streaming," tutur Pete Docter, seperti diberitakan Variety beberapa waktu lalu.
Lanjut ke sebelah...