Kapolri Puji Dirdik KPK Aris Budiman Sosok Jujur dan Cerdas

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 11:30 WIB
Tito menghargai kedatangan Aris Budiman ke Pansus Angket untuk KPK meski tanpa restu pimpinan KPK. Ia menyebut Aris adalah sosok pekerja keras dan jujur.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut Aris Budiman sosok pekerja keras, jujur dan cerdas. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menghargai langkah Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Brigadir Jenderal Aris Budiman yang memenuhi undangan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Panitia Khusus (Pansus) Angket terhadap KPK, Selasa (29/8) malam. Tito juga memuji Aris sebagai orang yang jujur, pekerja keras, dan cerdas selama bertugas di KPK.

"Kami menghargai apa yang dilakukan Aris Budiman. Karena Aris ini terkenal sebagai sosok yang selama dia di KPK  jujur, pekerja keras, cerdas, dia juga doktor. Dia juga hobi belajar," kata Tito di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/9).

Tito menduga, kedatangan Aris ke Pansus KPK karena melihat ada yang harus dibenahi. Karena itu ia menempuh langkah berani datang ke DPR meski tanpa restu dari pimpinan KPK. Sebagai atasan Aris di Polri, Tito juga mengaku tak memberi izin mantan Wakil Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri itu, datang ke Pansus.
Tito mengaku hanya mendengar bahwa Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin telah memberikan arahan kepada Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis untuk menahan langkah Aris memenuhi undangan rapat Pansus Angket KPK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurutnya, Aris tetap memenuhi undangan rapat itu untuk membersihkan nama baiknya. 

Lebih jauh, Tito menolak mengomentari soal polemik pascakedatangan Aris di Pansus Angket KPK. Ia juga tidak mau mengomentari langkah Aris melaporkan penyidik senior KPK Novel Baswedan dengan tuduhan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya.
Kapolri Puji Dirdik KPK Aris Budiman Sosok Jujur dan CerdasDirektur Penyidikan KPK saat hadir dalam rapat dengar pendapat umum di Pansus Angket untuk KPK. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Tito mengaku memilih tidak mengomentari polemik soal Aris demi menjaga hubungan antara Polri dengan KPK.

"Saya tidak ingin memberikan komentar mengenai permasalahan anggota Polri yang tugas di KPK. Saya menahan diri. Saya tidak ingin Polri berbenturan dengan KPK," kata dia.
Aris memenuhi undangan rapat Pansus Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/8) lalu. Dalam rapat itu, Aris membeberkan perpecahan di internal KPK sewaktu menghadiri rapat Pansus Hak Angket KPK. Dia mengungkapkan ada friksi antara kelompoknya dengan geng Novel Baswedan.

Friksi dengan geng Novel dimulai ketika rekrutmen Kepala Satuan Tugas Penyidikan. Aris menginginkan calonnya berasal dari Polri, sementara Novel tidak setuju dan melayangkan protes lewat email.

Sejak itu, hubungan keduanya disebut memanas. Kelompok penyidik di bawah komando Aris tak pernah akur dengan geng penyidik pimpinan Novel.
Friksi itu berlanjut, ketika Aris melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya dengan dugaan pencemaran nama baik Minggu (13/8) lalu. Aris merasa dihina dan dicemarkan nama baiknya lewat email protes yang dilayangkan Novel soal rekrutmen Kepala Satgas Penyidikan.

Tak cuma itu, Aris juga membeberkan, bagaimana pengaruh Novel di KPK. Kata Aris, Novel begitu powerful di KPK layaknya komisioner. Saking berpengaruhnya, Novel bahkan bisa mengubah arah kebijakan pimpinan KPK. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER