Mama dan Makna Setia

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2015 14:26 WIB
Mama dijuluki “Dewi Sawitri”, yang mampu mengubah takdir suaminya Sang Setiawan berkat kesetiaannya.
Ilustrasi (VaniaRaposo/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana pondokan haji di Mekkah hari itu sangat tenang. Seluruh penghuni khusyuk mendengarkan ceramah ustadz yg bertandang. Ketenangan itu berubah seketika, saat salah seorang penghuni yang terbaring terlihat sesak nafas dengan mata mendelik dan wajah menjadi hijau kebiruan, seperti hendak menghabiskan nafas terakhirnya.

Sang istri yang saat itu sedang menyempatkan diri makan setelah berpuasa seharian karena sibuk mengurus suaminya yang terkena serangan jantung, saat itu juga melempar piringnya dan berteriak memanggil nama kekasih hatinya selama 35 tahun itu, sambil menampar-nampar wajahnya agar tersadar. Untunglah, tim medis yang kebetulan satu pondokan, sigap menangani pasien tersebut, memberinya obat untuk mengencerkan kekentalan darah, hingga lelaki berusia 60 tahun itu kembali bernafas teratur.

Semalaman itu, sang istri tak bisa tidur. Meski lelah luar biasa, ia tetap terjaga, waspada jika sewaktu-waktu suaminya kembali meregang nyawa. Keesokan harinya saat suaminya terlihat membaik, ia menitipkan suaminya pada rekan sepondokannya. Dengan membawa dirigen air, ia menempuh jarak 2,5 km untuk mengambil air zam-zam, dan kembali pulang menempuh jarak 2,5 km sambil membawa 6 liter air dengan cara dipeluk, karena sudah tak kuat menentengnya. Tak cukup sekali, dua kali ia melakukannya. Sambil membaca doa dan dzikir, air itu diminumkan dan dibasuhkan ke tubuh suaminya.

Pada hari lain, dari jam 10 malam sampai jam 12 tengah malam ia mondar-mandir di luar pondokan. Ia memutar otak bagaimana caranya agar bisa ke RS Mekkah untuk menemani suaminya yang terbaring di ICU. Ada mobil ambulans, tapi sopirnya tak bisa mengantarkan jika tak ada pasien. Ada taksi, tapi pemandunya mewanti-wanti berulang kali, jangan berani-berani naik taksi sendiri. Besar resikonya diperkosa atau dikuras hartanya.

Teman-temannya meminta untuk istirahat, namun ia tak tenang memikirkan kondisi kesehatan suaminya. Sambil menangis ia berkata, “Saya tidak bisa tidur di sini, saya harus menemani suami saya.” Teman sepondokan, seorang wanita berusia 38 tahun yang telah banyak membantu, kembali tergugah hatinya, menelepon suaminya dan mengantarkannya ke RS pada tengah malam itu. Ia kembali berdoa dan berdzikir di sisi suaminya. Hanya satu permohonannya: suaminya harus pulih. Ia kasihan pada anak-anak jika sampai tak bisa melihat ayah mereka untuk terakhir kalinya.

Tuhan mengabulkan doanya. Suaminya pulih, mampu menunaikan ibadah haji dengan lengkap, dan kembali ke tanah air dengan selamat. Mereka dapat bertemu lagi dengan ketiga anak dan keempat cucunya. Kini suami istri dan anak bungsunya yang baru saja selesai operasi usus buntu hijrah ke rumah anak keduanya yang lebih tenang untuk mempercepat proses pemulihan kesehatan keduanya.

Cerita di atas merupakan kisah nyata yang terjadi setelah lebaran haji tahun 2012. Saya memanggil tokoh “sang suami” dengan papa, dan “sang istri” adalah mama. Dan ya, saya anak kedua dari tiga bersaudara.

Saya sangat sangat sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengurus papa, sekaligus meringankan beban mama dan membantu adik memulihkan kesehatannya, bersama-sama dengan kakak.

“Orang lain belum tentu mau berjuang seperti itu, belum tentu setianya sampai segitu. Mama kemauannya kuat, kalau pingin sesuatu usahanya keras sampai bener-bener terwujud”, kata papa.

Teman sepondokan menjuluki mama sebagai “Dewi Sawitri” yang mampu mengubah takdir suaminya Sang Setiawan berkat kesetiaannya. Dari mama, saya belajar banyak tentang arti setia; mendampingi suami di kala suka dan duka.

Never take someone for granted. Hold every person close to your heart because you might wake up one day and realize that you’ve lost a diamond while you were too busy collecting stones.” ~unknown

PS: Papa akhirnya meninggal 4 bulan kemudian karena serangan jantung menjelang subuh di kamar mandi, di pelukan mama :( (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER