Jakarta, CNN Indonesia -- Seni adalah bagian hidup tak terpisahkan dari Imelda Amelia Sari. Goresan-goresan tangannya telah menjadi karya perwakilan rasa batin perempuan asli Banten ini.
Imelda sudah gemar melukis sejak usia belia. Saat masih berumur lima, menggambar telah dilakukannya. Dan mulai ditekuninya kala duduk di kelas empat, SDN Kubang Sepat.
Cita-citanya ingin menjadi seniman. Baginya, seni dapat mengubah segalanya. Mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Meskipun bagi banyak orang pekerjaan seniman adalah pekerjaan tak menjanjikan, itu bukan penghalang baginya untuk berhenti berkarya. Keluarga juga mendukung dia.
Orangtuanya bukan seniman, tapi kecintaan sang ayah pada dunia seni telah menular pada perempan kelahiran 14 Juni 1997 ini. Menurutnya, bakat hanyalah sebagian kecil dari semuanya. Yang penting adalah bagaimana konsistensi terhadap keinginan dan usaha untuk terus belajar.
Untuk memperdalam kemampuan melukis, saat SMP Imelda pernah sekali mengikuti kursus. Meski tak berlangsung lama, dia sudah belajar tentang dasar-dasar melukis.
Imelda menyalurkan bakatnya ini di berbagai medium. Mulai dari buku gambar hingga tembok lebar. Baginya tak ada batasan dalam mengekspresikan diri. Bahkan, menurutnya, ketika media semakin terbatas, otak justru akan berpikir kreatif untuk mencipatakan karya seni yang berbeda dari pada lainnya.
Dalam melukis, Nasirun adalah inspiratornya. Dan dalam melukis, dia menganut aliran ekspresionisme. Aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas, bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, imajinasi dan perasaan.
Ke mana pun Imelda pergi,
sketch book dan pensil warna bahkan terkadang cat air tak pernah lepas dari tas bawaannya. Karena berkarya bisa di mana saja dan kapan saja. Inspirasi baginya dapat muncul ketika ia merasakan sesuatu ataupun didasarkan pada pengalaman pribadinya.
Prestasinya tak sembarang. Dia sudah pernah mengikuti berbagai perlombaan dan pameran lukisan, mulai dari skala regional sampai nasional.
Imelda pernah memamerkan karyanya di Pameran Seni di Alun-Alun kota Serang pada tahun 2012, Pameran Kompetisi Nasional Lukis Remaja pada tahun 2013, pameran ARTSHOP Rupa-Rupa Seni Rupa dan juga pameran Seni Rupa Banten pada tahun 2015.
Dia meraih juara 2 Lomba poster KIE KKB Tingkat SLTP se-provinsi Banten, Juara 1 lomba poster PIK Remaja Tingkat Kota Cilegon, Juara 2 lomba Poster Genre SMA se-Provinsi Banten, dan finalis di Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja yang bertema Keren Tanpa Narkoba pada tahun 2013.
Ia juga kerap memamerkan hasil karyanya di media sosial miliknya. Salah satunya di akun Instagram @imeldaameliasari. Kalau kamu penasaran dengan Imelda dan karyanya, kamu bisa mengintip di sana.
Perempuan penggemar makanan Jepang ini juga bergabung pada sebuah sanggar di kotanya. Sanggar Embun namanya. Selain itu bersama beberapa kawannya ia kini juga tengah merintis komunitas seni yang bernama ‘KURAWA’ di kampusnya, jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
Mahasiswi semester 3 ini, tak hanya berkarya menggunakan jemari tangannya saja. Ia juga menggambar menggunakan media lain yang lebih modern. Ia juga mendesain dengan media digital. Imelda tak mau ketinggalan zaman, semua harus seimbang.
Selain melukis, menyanyi juga menjadi hobinya. Bahkan pada Agustus lalu sebuah single telah dirilisnya. Seorang pencipta lagu bernama Ida Rosdiana menawarinya untuk rekaman, dan kesempatan itu tak dibiarkan menghilang.
Menyanyi memang menjadi salah satu kegiatan favoritnya sehak sekolah dasar, tapi karena rasa ketertarikannya lebih besar pada seni lukis, ia tak pernah mengikuti kompetisi menyanyi hingga SMA. Ia lebih memilih mengikuti kompetisi lukis.
Saat ini lagunya yang berjudul ‘Cinta di Hati’ telah diperdengarkan di berbagai radio di Banten bahkan Indonesia. Menurutnya jika lagu ini sukses, bukan tidak mungkin baginya untuk melanjutkan karier di dunia tarik suara dan membuat album dengan namanya. Selain menyanyi, perempuan penggemar kopi ini juga bisa memainkan gitar.
Saat lulus kuliah nanti Imelda ingin bekerja sesuai minat dan hobinya, iya pastilah di bidang seni. Kalaupun tidak, itu tak masalah baginya. Karena menurut Imelda seni dapat ditekuni, entah apapun profesinya.
Cita-citanya menjadi seniman terus ia pertahankan. Tak peduli anggapan orang. Baginya, jangan pernah takut menjadi seniman dengan alasan tidak akan mendapat kehidupan yang layak. Karena yang mengatur rezeki adalah Tuhan, dan manusia hanya bertugas meraihnya. “Hakikat hidup adalah pencapaian tujuan, bukan kemapanan semata,” begitu ia berkata.
 (Dok. Pribadi) |
(ded/ded)