Jakarta, CNN Indonesia -- Berasal dari keluarga yang kurang mampu di Nias, tak menyurutkan langkah Wardaniman Larosa untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Nyaris tanpa duit di saku, pria kelahiran 18 Oktober 1989 ini nekat mendaftar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Kamu bisa belajar soal keberanian dari sosok yang akrab dipanggil Warda ini. Dia memberanikan diri ikut tes beasiswa dan akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya.
Tak sekadar belajar, Warda juga aktif di Perhimpunan Mahasiswa Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta dan lembaga bantuan hukum lainnya, sejak semester 3. Dari aktivitas ini namanya mulai dikenal di kampus dan profesional hukum.
Meski jadi aktivis, nilai akademiknya malah bagus lho. Dia lulus dengan predikat cumlaude dan meraih IP 3,90. Kamu tahu, dia hanya butuh waktu tiga setengah tahun untuk menyelesaikan studinya.
Dia kemudian melanjutkan studi mengambil Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA). “Setelah PKPA, saya mengikuti Ujian Profesi Advokat (“UPA”), setelah itu saya mengikuti magang di kantor advokat selama 2 (dua) tahun di kantor advokat, dan pengangkatan dan sumpah advokat di Pengadilan Tinggi,” ujar Warda kepada CNN Student, beberapa waktu lalu.
Saat ini, bersama 2 rekannya, Warda mendirikan WFA & Assocciates Lawyer yang beralamatkan di Tebet, Jakarta Selatan. Meski tergolong masih muda, tapi prestasi dan karir Warda sebagai pengacara tak diragukan lagi.
Selain menangani kasus kontroversial dan kasus penting lainnya, Warda juga menangani kasus dengan misi kemanusiaan. Misi kemanusiaan ini maksudnya adalah orang yang membutuhkan bantuan hukum tetapi tidak memiliki dana untuk membayar seorang pengacara. Warda juga senang membantu klien yang membutuhkan bantuan hukum dengan misi kemanusiaan.
Kasus yang ditangani pun tidak hanya di Jabodetabek, kasus di luar kota seperti di Makasar, NTT, Papua, Batam, dan lain-lain juga ia tangani.
Di balik kesibukkannya menjadi pengacara, Warda tak lupa melanjutkan pendidikan di jenjang magister di Universitas Trisakti. Menurut Warda, menjadi seorang pengacara adalah sebuah proses.
“Janganlah memandang bahwa pengacara adalah pekerjaan yang sangat dekat dengan kehidupan glamour,” kata Warda berpesan. Menurut dia, profesi pengacara di Indonesia sangat menjanjikan asalkan mau bekerja keras, tekun dan mengikuti proses itu.
(ded/ded)