Mr Sonjaya: Bicara Sastra, Bicara Peradaban Dunia

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2016 10:49 WIB
Anak muda pencinta musik folk pasti sudah tak asing lagi dengan salah satu band folk asal kota kembang Bandung, Mr Sonjaya. Ini cerita mereka.
Foto: Pixabay/PublicDomainPictures
Jakarta, CNN Indonesia -- Anak muda pencinta musik folk pasti sudah tak asing lagi dengan salah satu band folk asal kota kembang Bandung, Mr Sonjaya.

Mr Sonjaya yang beranggotakan Dimas Dinar Wijaksana sebagai vokalis, Ridha Kurnia Wijaya sebagai gitaris, Yaya Risbaya sebagai perkusi, Andry Cahyadi sebagai basis, dan Nuansa Gema sebagai gitaris ini terbentuk pada Kamis, 11 September 2008 di Dago Barat, Bandung. Awal mula terbentuknya Mr Sonjaya sendiri adalah berawal dari ketidaksamaan selera musik mereka satu sama lain dan keinginan mereka untuk bisa menyampaikan pesan kepada manusia tentang keadaan sekitar.

Nama Mr Sonjaya yang terbilang unik ternyata terinspirasi dari sosok bapak Sonjaya, seorang mantan pemain Persib Bandung. Karena kedekatan dan kebaikan Pak Sonjaya inilah mengapa Dimas dan kawan-kawan memutuskan untuk mengabadikan nama beliau sebagai nama band mereka.

Banyak orang yang mendeskripsikan aliran musik Mr Sonjaya sebagai folk pop. Namun sebenarnya bagi mereka sendiri, aliran musik mereka adalah simple tunes with much love. Mereka tak membatasi kreasi musik mereka pada satu genre saja, karena kesukaan personil yang berbeda satu sama lain. Asalkan musik mereka enak didengar dan disukai banyak orang, maka mereka akan memainkannya.

Dimas, sang vokalis, mengaku bahwa ia sangat mencintai sastra. Itulah mengapa musik dan lirik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupannya. Dimas menyukai kata-kata. Itulah mengapa ketika ia ditemui sehabis manggung di acara Karnaval Sastra yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Padjadjaran, Dimas terlihat sangat bersemangat.

Sastra bagi Dimas adalah suatu karya yang bisa mengubah tatanan hidup. “Bicara sastra pasti bicara tentang peradaban dunia. Misalnya kitab-kitab suci yang ada di dunia itu memiliki kaidah sastra yang luar biasa. Ketika mendalami sastra dengan sendirinya kita pasti mendalami peradaban dunia.”

Mr Sonjaya yang pada acara Karnaval Sastra kemarin membawakan sebagian besar lagu dari album terbaru mereka, Laras Sahaja, berujar bahwa mereka akan segera membuat album lagi. Album yang masih dirahasiakan judulnya ini akan masuk ke studio rekaman pada Januari 2016 mendatang. Album baru ini dipastikan akan berbeda dari album sebelumnya. Baik dari segi aransemen dan syair. Jika album Laras Sahaja terkesan lebih mendayu, musik pada album kedua ini akan lebih up beat dan menyentuh ruang-ruang humanis.

Ruang humanis memang dianggap Dimas sangat penting dalam membuat sebuah karya. Ia beranggapan bahwa karena kita seorang manusia, maka harus bisa membuat karya yang bisa menyentuh manusia. “Jika kamu berkesenian tanpa menyentuh masyarakat, maka itu bukanlah apa-apa,” ujar Dimas yang mengutip pernyataan W. S. Rendra. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER