Destinasi Liburanmu: Curug 'Kesepian' di Bandung

CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2017 11:17 WIB
Curug Batu Templek masih terdengar asing di telinga para warga Bandung. Tapi berpotensi besar jadi destinasi wisata menarik.
Curug Batu Templek Bandung (Foto: Screenshot video/YouTube/mochyuga)
Sumedang, CNN Indonesia -- Sore itu di perjalanan saya merasa cemas ketika ingin berangkat menuju salah satu curug yang berada dekat dengan Jatinangor, karena langit yang hampir mendung. Benar saja, ketika sampai di Cibiru langit semakin gelap dan gerimis pun mulai turun. Seketika itu juga saya makin panik karena takut tidak jadi sampai ke sana, namun teman saya selalu menenangkan saya.

Curug Batu Templek atau bisa juga disebut Air Terjun Batu Templek, mungkin masih terdengar asing di telinga para warga Bandung. Biasanya yang mengetahui tempat ini hanya warga sekitarnya saja. Ketika saya tanya ke teman-teman saya yang orang Bandung, mereka kebanyakan tidak mengetahui tempat ini padahal sangat dekat untuk dikunjungi.

Dalam perjalanan menuju Curug Batu Templek, mata saya disuguhi oleh pemandangan yang indah. Saya pikir akses jalanan untuk menuju ke sana masih jelek, berlubang dan sebagainya, tapi ternyata sudah bagus dan kamu tidak perlu khawatir.

Memang tidak ada angkutan umum yang akan membawa kalian ke curug yang berada di Jalan Pasir Impun Atas, Kampung Cisanggarung ini. Saya sarankan lebih baik ke sana menggunakan sepeda motor atau ojek karena jalanannya sedikit sempit untuk mobil pribadi.

Ketika saya sampai, saat itu sekitar jam empat sore dengan keadaan di sana sedikit basah. Saya pikir di sana pasti habis hujan. Ternyata pengunjungnya hanya saya dan teman saya. Kami seketika bingung, tapi kemudian merasa senang.

Bingung karena “Loh, ini tempat segini ga terkenalnya?” Dan senang karena “Hehe asyik bisa foto dengan leluasa.”

Saya pun langsung ingin mengelilingi Curug Batu Templek tersebut. Tapi baru saja sekitar tiga menit saya melihat-lihat curugnya, tiba-tiba ada ibu-ibu muncul dari warung tersebut yang rupanya adalah pengelola dari tempat wisata ini. Ternyata, kami disuruh untuk bayar biaya masuk ke curug. Tiket masuk yang perlu dibayarkan adalah sebesar Rp10.000 per orang.

Sayang sekali hari itu air curug bewarna coklat seperti susu. Menurut penuturan Pak Ayu (66), salah satu penjaga di sana, “Air di sini biasanya jernih neng, kalau musim kemarau. Kalau musim hujan airnya jadi coklat.”

Curug ini memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak ditemui di curug-curug lainnya. Aliran air keluar dari sela-sela bebatuan dan menurut saya indah untuk dipandang, walaupun saat itu air yang keluar bewarna coklat, tapi tidak membuat saya patah semangat untuk mengeksplorasi tempat ini.

Ketika saya naik-naik ke atas, di sebelah air terjunnya, terdapat banyak sekali batu templek yang berserakan, pantas saja dinamakan Curug Batu Templek.

Saat itu air yang mengalir tidak begitu deras, tidak terlalu kecil juga. Tempat ini tidak terlalu besar sehingga tidak banyak yang dapat dieksplorasi. Walaupun begitu cukup untuk menghilangkan rasa penat karena pemandangan yang disuguhkan.

Saya rasa apabila tempat ini dikembangkan lagi, pasti akan menarik minat para wisatawan. Apalagi tempat wisata ini berdekatan dengan rumah warga. Saya rasa warga juga bisa menawarkan kesenian-kesenian atau keunikan dari daerah ini sebagai nilai jual, sehingga menarik minat para wisatawan.

Di sana hanya satu warung makan yang saya temui, warung itu sekaligus punya ibu tadi yang berjualan tiket. Sayang sekali ibu tersebut tidak dapat saya wawancara karena sudah balik pulang ketika saya ingin mewawancarainya. Hampir kecewa, namun ternyata masih ada Pak Ayu yang sedang merapihkan warung tersebut. Bersiap-siap juga ingin pulang.

Menurut penuturan Pak Ayu tempat ini baru ramai dari sekitar tiga tahun yang lalu. “Awalnya orang datang buat foto-foto, tiba-tiba jadi banyak yang datang,” katanya.

Tidak lupa juga saya ingatkan kepada para pembaca yang mungkin habis ini akan berkunjung ke Curug Batu Templek untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan.

Mengapa saya ingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan? Selain itu karena kewajiban kita sebagai makhluk di bumi untuk menyayangi tempat kita tinggal, di curug ini banyak saya temukan sampah yang berserakan. Kotor sekali, dan sangat disayangkan bikin pemandangan jelek.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER