Mendukung Anak-Anak Muda Tertarik pada Pertanian

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jun 2017 09:22 WIB
Inilah cara terbaik mendorong kemajuan bangsa melalui sektor pertanian. Sejak remaja diperkenalkan sains ilmiah tentang tanaman dan pertanian.
Mengenalkan pertanian pada remaja di Kecamatan Cimenyan, Bandung Utara. (Dok UGC CNN Student/Odesa Indonesia)
Bandung, CNN Indonesia -- Inilah cara terbaik mendorong kemajuan bangsa melalui sektor pertanian. Sejak remaja diperkenalkan sains ilmiah tentang tanaman; kandungan gizi, manfaat kesehatan, jenis-jenis tanaman baru dan model-model baru bercocok tanam. Melalui praktik bersama, mereka akan memiliki kesadaran kolektif. Menjadi petani itu mulia karena melayani kebutuhan dasar umat manusia.

Banyak petani frustasi melakoni profesinya karena hasil pertanian tak kunjung membawa kesejahteraan hidupnya. Banyak tanah-tanah milik petani dijual, dibelikan kendaraan untuk mencari nafkah atau dijual untuk acara kawinan anaknya, bahkan terkadang dijual untuk biaya pengobatan. Anak-anak petani tak banyak yang tertarik dengan dunia pertanian.

Masalah pertanian di Indonesia sudah sedemikian kusut. Bukan petani tak punya lahan. Sedikit lahan pun sebenarnya kalau dikelola secara intensif akan menghasilkan panen yang baik. Sayangnya ilmu pertanian modern tak masuk ke kalangan petani.

Melalui pendampingan yang cukup waktu, Odesa Indonesia menemukan formula tepat untuk menggerakkan generasi dari kalangan remaja dengan spirit Smart Farming di Kampung Sekabalingbing, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung untuk bergiat dalam pertanian. Di luar jam sekolah dan urusan ngaji, anak-anak remaja itu belajar bercocok tanam dengan tanaman obat.

Ini menjadi pilihan tepat. Orang tuanya hanya punya lahan terbatas. Tapi kita tidak kurang akal, karena ada tanaman bernilai ekonomi tinggi, yaitu moringa (Kelor) dan daun afrika. Nur Arafi (kelas 3 SMP) dan kawan-kawannya antusias bertanam di pekarangan rumahnya karena mereka tahu pengetahuan tentang tanaman moringa/kelor dan daun afrika setelah mengikuti serangkaian kegiatan diskusi dengan menonton video.
 
Anak-anak desa itu tidak lagi mengetahui manfaat kelor sebagai pengusir hantu. Mereka mulai mengerti kandungan gizi untuk kesehatan badan, terutama supaya kuat olahraga. Mereka juga tahu daun afrika sangat baik untuk kesehatan fisik, termasuk obat diabetes.

Selain menanam batang-batang dua tanaman tersebut, Nur Alif dan kawan-kawannya juga mulai menjadi relawan kesehatan. Jika ada orang sakit stroke, kolesterol atau sakit diabetes, mereka dengan sukarela membawakan daun afrika atau kelor. Juga memberikan bantuan bibit tanaman obat kepada orang sakit untuk ditanam.

Sayangnya bibit sangat terbatas karena hanya mengandalkan perburuan dengan meminta milik orang di perumahan sekitar kota Bandung. Agar gerakan kebaikan Smart Farming ini berjalan, Nur Alif dan kawan-kawan ingin memperbanyak dan mempercepat kegiatan ini menjadi trend di kalangan remaja.

Odesa Indonesia memfasilitasi kegiatan ini dan mendampinginya terus. Karena lahan milik anak-anak pegiat Smart Farming ini sudah mampu mendapatkan tanah dari warga sampai lebih dua hektare, perlu modal usaha pembibitan, penanaman, dan juga untuk kegiatan-kegiatan perluasan tanaman obat.

Yuk kita bantu Nur Alif dan kawan-kawan agar sukses bergiat dalam pertanian. Anak-anak bergiat pertanian, orang tuanya banyak yang senang karena kegiatannya positif dan banyak lahan yang mati kini hidup memberi manfaat. Untuk pemberian bantuan ini kamu bisa baca di laman https://kitabisa.com/remajabertani

Untuk memenuhi kegiatan tersebut ada kebutuhan Rp20.000.000 untuk pembibitan 10.000 tanaman (Tiap bibit senilai Rp2.000). Dan untuk kebutuhan distribusi secara penanaman dibutuhkan biaya sekitar Rp5.000.000. Bibit-bibit tersebut nantinya sebagian akan dihibahkan kepada orangtua mereka, sebagian ditanam di pinggir-pinggir jalan untuk penghijauan, sebagian dijual untuk keuangan modal usaha pertanian mereka.

Dengan banyaknya bibit tersebut kelak akan diperluas melalui jaringan kelompok tani. Dan yang terpenting remaja desa tersebut juga mendapatkan pendidikan organisasi, bisnis, dan mengenal ilmu kesehatan dari tanaman obat.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER